Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mantan Perwira Intelijen AS Ini Dituduh Jadi Mata-mata untuk Iran

Kompas.com - 14/02/2019, 12:58 WIB
Ardi Priyatno Utomo

Penulis

Sumber CNN

WASHINGTON DC, KOMPAS.com - Seorang perwira Angkatan Udara Amerika Serikat (AS) dituduh bekerja sebagai agen rahasia Iran.

Monica Witt, mantan perwira kontra-intelijen di Kantor Investigasi Khusus AU dilaporkan membelot ke Iran pada 2013, berdasarkan dokumen penuntutan.

Asisten Jaksa Agung John Demers dilansir CNN Rabu (13/2/2019) mengatakan, Witt sejak awal tela ditargetkan untuk direktur sebagai mata-mata Iran.

Baca juga: Bekas Markas Mata-mata NATO Dijual Rp 17,18 Miliar

Setelah membelot, dia diduga menyerahkan dokumen program pengumpulan data intelijen sangat rahasia dan identitas perwira intelijen AS kepada Iran.

"Ini merupakan hari yang sangat sedih bagi Amerika ketika mengetahui salah satu warganya memutuskan menjadi pengkhianat," terang Demers.

Dari Januari 2012 hingga Mei 2015 di Iran dan kawasan lainnya, Witt dituduh bekerja sama dengan Iran untuk memberi "kerusakan" bagi AS.

Perempuan 39 tahun itu juga dituduh menciptakan paket yang bisa digunakan Teheran untuk melawan agen serta perwira kontra-intelijen AS.

Dalam dokumen dakwaan, Iran menyediakan piranti lunak seperti komputer serta rumah untuk menunjang upaya spionase Witt.

Dokumen pengadilan itu juga mendakwa empat warga Iran melakukan konspirasi dengan berupaya mengacaukan sistem komputer dan mencuri identitas pada 2014-2015 terhadap delapan agen AS.

Baca juga: Mata-mata Legendaris yang Selamatkan 6 Diplomat AS dari Iran Meninggal

Konspirator Siber

Keempat warga Iran itu diduga bekerja bagi Garda Revolusi. Cabang militer terkuat yang didirikan mendiang Pemimpin Tertinggi Ayatollah Khomeini setelah Revolusi 1979.

Dalam konferensi pers, Demers menjelaskan Witt bekerja untuk meneliti dan menciptakan sistem untuk melacak, mengidentifikasi, dan menetralkan perwira kontra-intelijen.

Menggunakan akun Facebook palsu dari salah satu mantan teman Witt, pelaku bakal mengirimkan permintaan pertemanan kepada agen yang menjadi target.

Jika permintaan itu diterima, maka si target bakal terhubung kepada malware Konspirator Siber yang menyediakan akses ke komputer atau jaringan rahasia lain.

Media palsu lain adalah mengirimkan target berupa berita internasional dan pertanyaan apakah target berada dalam berita itu.

"Jika di-klik, tautan itu akan terhubung dengan laman yang dikontrol oleh Konspirator Siber," demikian penjelasan dokumen dakwaan tersebut.

Baca juga: Bus Pengangkut Personel Garda Revolusi Iran Dibom, 41 Tewas

Halaman:
Sumber CNN
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com