Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kabur dari Inggris demi Gabung dengan ISIS, Shamima Kini Ingin Pulang

Kompas.com - 14/02/2019, 07:11 WIB
Ardi Priyatno Utomo

Penulis

BAGHOUZ, KOMPAS.com — Shamima Begum mengisahkan kembali momen ketika dia bergabung dengan Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) empat tahun silam.

Bersama dua temannya, Kadiza Sultana dan Amira Abase, ketiganya meninggalkan Bethnal Green di Inggris dan bertolak ke Suriah.

Dalam wawancaranya dengan jurnalis The Times Anthony Loyd, Shamima yang saat itu berusia 15 tahun menjalani kehidupan yang "normal".

Baca juga: Berhasil Kabur, Dua Perempuan Perancis Cerita Kondisi di Wilayah Kantong Terakhir ISIS

"Sejak saat itu hingga sekarang terdengar suara bom. Namun, bagi kami itu adalah hal biasa," ujar Shamima seperti dikutip Sky News dan BBC, Rabu (13/2/2019).

Shamima mengatakan, dirinya berada di kamp pengungsi al-Hawl yang berlokasi di utara Suriah, dan termasuk 39.000 orang yang kabur dari Baghouz.

Baghouz merupakan kota di Deir Ezzor yang saat ini menjadi kantong pertahanan terakhir ISIS dan tengah digempur milisi Pasukan Demokratik Suriah (SDF).

Shamima mengisahkan, dia berbohong dengan meminta izin kepada orangtuanya bahwa dia dan teman-teman bakal keluar selama sehari.

Nyatanya, ketiganya pergi  menuju Bandara Gatwick dan terbang menuju Turki sebelum menyeberangi perbatasan ke Suriah.

Tiga murid Bethnal Green Academy itu menyusul teman yang lain, Sharmeena Begum, yang lebih dulu pergi ke Suriah pada 2014.

Sampai di Raqqa, Shamima mengatakan, dirinya dan dua temannya ditempatkan bersama para perempuan yang dipersiapkan menjadi pengantin.

Awalnya, dia mengajukan diri agar bisa menikah dengan anggota ISIS yang bisa berbahasa Inggris dan berusia 20-25 tahun.

Sepuluh hari kemudian, dia menikah dengan anggota asal Arnhem, Belanda, bernama Yago Riedijk. Sementara teman-temannya menikahi anggota asal Australia hingga Bosnia.

Shamima mengungkapkan, dia sudah melahirkan dua anak. Namun, mereka meninggal ketika usianya baru menginjak delapan dan 21 bulan.

Baca juga: Terkena Peluru Tank, Anggota ISIS Asal Indonesia Tewas di Suriah

Kehilangan dua anak membuatnya sangat terguncang. "Saya sangat terkejut dan pada akhirnya saya tidak bisa menerimanya," ujarnya.

Dia juga kehilangan sahabatnya Kadiza yang diyakini terbunuh di Raqqa pada Mei 2016 meski hingga saat ini laporan tersebut belum terkonfirmasi.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com