Basri mengatakan, keluarganya tidak lagi mendengar kabar dari Saifuddin sejak dia meninggalkan Indonesia untuk bergabung dengan ISIS di Suriah bersama istri dan anak-anaknya sekitar empat tahun lalu.
Mereka percaya, Saifuddin awalnya teradikalisasi oleh konflik Kristen-Muslim di Ambon Indonesia pada 1999-2001 bersama dengan saudara kembarnya yang tewas di konflik tersebut.
Salah satu teman Saifuddin, Sofyan Tsauri, mengatakan bahwa di kalangan militan radikal Saifuddin dianggap dipercaya oleh pemimpin ISIS Abu Bakar al-Baghdadi sebagai pemimpin militan Islam Asia Tenggara.
Sofyan Tsauri adalah militan terpidana, mantan anggota jaringan terorisme yang berafiliasi dengan Al-Qaeda dan bertanggung jawab atas bom Bali pada 2002. Kini Tsauri bekerja sama dengan badan kontraterorisme Indonesia.
Tsauri mengatakan, Saifuddin melarikan diri ke Filipina selatan tak lama setelah peristiwa bom Bali dengan dua militan senior Indonesia lainnya.
Saifuddin ditangkap di Filipina ketika berusaha untuk kembali ke Indonesia dengan senjata dan bahan peledak dan dihukum sembilan tahun penjara pada 2007.
Setelah dibebaskan pada 2013, ia menikahi janda seorang pelaku bom bunuh diri dari Indonesia.
Setelahnya Saifuddin menghilang dari radar pihak berwenang tetapi muncul kembali beberapa tahun kemudian dalam sebuah video propaganda ISIS yang mendesak umat Muslim Indonesia untuk menentang pemerintah dan bergabung di Suriah atau Filipina selatan.
"Sejak dulu dia bercita-cita untuk go international," kata Tsauri.
"Dia memiliki rekam jejak yang meyakinkan sehingga mendapatkan kepercayaan dan posisi penting dalam ISIS", tambahnya.
Kepolisian Indonsia bulan lalu juga menangkap seorang tersangka anggota kelompok militan bernama Harry Kuncoro, di bandara internasional Soekarno Hatta Jakarta.
Polisi juga menggagalkan rencananya untuk melakukan perjalanan ke Suriah melalui Iran dengan bantuan Saifuddin.
Baca juga: Anggota ISIS Asal Irlandia, Kisahkan Hari-hari Terakhir Kelompok Itu
Prasetyo mengatakan Kuncoro, yang dihukum sembilan tahun penjara pada 2012 karena menyembunyikan pelaku bom Bali Umar Patek dan memiliki senjata secara ilegal, menggunakan aplikasi Telegram untuk berkomunikasi dengan Saifuddin setelah bebas tahun lalu.
Saifuddin mengirim 2.100 dolar AS kepada Kuncoro untuk perjalanan ke Suriah, menyarankan untuk melakukan perjalanan melalui provinsi Khorasan di Iran dan memberinya nomor kontak militan Indonesia yang tinggal di Khorasan.
Tulis komentar dengan menyertakan tagar #JernihBerkomentar dan #MelihatHarapan di kolom komentar artikel Kompas.com. Menangkan E-Voucher senilai Jutaan Rupiah dan 1 unit Smartphone.
Syarat & Ketentuan