Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pencuri Gondol Bonsai Berusia 400 Tahun dan Bernilai Rp 1,2 Miliar

Kompas.com - 12/02/2019, 12:15 WIB
Ervan Hardoko

Penulis

TOKYO, KOMPAS.com - Fuyumi Iimura memiliki pesan untuk orang yang menerobos masuk ke kebun keluarganya di luar kota Tokyo dan mencuri beberapa pohon bonsai paling indah di dunia.

"Tolong sirami pohon itu," demikian pesan Iimura kepada sang pencuri.

Selama beberapa hari terakhir sekelompok pencuri bonsai berhasil menggondol beberapa koleksi milik Iimura.

Beberapa pohon bonsai itu bahkan merupakan bonsai yang dianggap paling indah di dunia.

Baca juga: Tanaman Bonsai di Pameran Flona Dijual Rp 500.000 hingga Rp 70 juta

Lewat akun Facebooknya, Iimura mengatakan, dia seperti telah kehilangan seorang anak.

Hal terburuk yang ditakutkan Iimura adalah pohon-pohon itu tidak mendapatkan perawatan semestinya.

"Saya minta siapa pun yang mengambil bonsai-bonsai itu agar menyiraminya. Pohon shimpaku (yang dicuri) sudah berusia 400 tahun. Pohon itu perlu perawatan dan akan mati tanpa air yang cukup," kata Iimura.

"Pohon-pohon itu bisa hidup selamanya, bahkan setelah kita meninggal dunia, jika menerima perawatan yang tepat," tambah Iimura.

Nampaknya, para pencuri ini tahu apa yang mereka incar. Mereka mencuri sebanyak tujuh pohon yang paling mahal dalam koleksi Iimura.

Pohon termahal adalah shimpaku juniper yang bernilai 10 juta yen atau sekitar Rp 1,2 miliar.

Jika ditotal ketujuh bonsai yang dicuri itu bernilai 13 juta yen atau sekitar Rp 1,6 miliar. Namun, di pasar gelap harganya bisa berlipat ganda.

"Kami memelihara pohon-pohon ini seperti memelihara anak sendiri. Tak ada kata-kata yang bisa menggambarkan perasaan kami. Rasanya seperti saat kaki atau tangan kita dicabut," tambah Iimura.

Suami Iimura, Seiji, adalah pakar bonsai generasi kelima yang sudah menggeluti seni ini sejak masa Edo yang berakhir pada 1868.

Pohon shimpaku memang menjadi favorit Iimura karena usianya yang sudah mencapai 400 tahun.

Shimpaku juniper, yang saat ini sudah amat langka di alam bebas, hanya tumbuh di tebing-tebing yang sulit dijangkau. Demikian menurut Federasi Persabatan Bonsai Dunia (WBFF).

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com