PORT-AU-PRINCE, KOMPAS.com - Aksi protes oleh pendukung oposisi di Haiti telah memasuki hari keempat pada Minggu (10/2/2019).
Ribuan demonstran membakar ban dan melemparkan batu mendesak agar Presiden Jovenel Moise mundur.
Diwartakan BBC, Senin (11/2/2019), setidaknya empat orang terbunuh dan puluhan lainnya terluka dalam unjuk rasa yang di gelas di Port-au-Prince dan kota lainnya.
Baca juga: Komunitas di Haiti Olah Sampah Plastik Jadi Produk Fesyen
Banyak warga Haiti menuding Moise dan pejabat negara lainnya korupsi.
"Dengan ini sudah empat hari orang-orang berada di jalan-jalan dan presiden tidak berbicara sama sekali," ucap seorang demonstran, Louis-Paul Vlanel, kepada AFP.
"Itu membuktikan dia tidak kompeten," imbuhnya.
Seorang remaja laki-laki berusia 14 tahun dan pemuda lainnya bahkan menjadi salah korban tewas.
Mereka tertembak dan terluka pada di sela-sela aksi protes yang spontan digelar di Port-au-Prince pada Sabtu lalu.
Sending a message to corrupt #PHTK govt in #Haiti Kanaval is a target of protests, especially the PM @jeanhenryceant. No business as usual. pic.twitter.com/LM3rUpireD
— HaitiInfoProject ???? (@HaitiInfoProj) 10 Februari 2019
Polisi menyatakan, dua orang lainnya juga kehilangan nyawa pada Kamis (7/2/2019) saat ribuan orang di seluruh dunia berunjuk rasa, menyusul seruan dari kelompok oposisi untuk beraksi.
Krisis yang terus memburuk bahkan memaksa sejumlah wali kota membatalkan festival karnaval tahunan pada 3-5 Maret mendatang.
Demonstrasi digelar usai The Core Group yang disusun PBB terdiri dari Perancis, Jerman, Brasil, Kanada, AS, Spanyol, Uni Eropa, Organisasi Negara Amerika, mendesak politisi Haiti untuk menggelar dialog guna mengatasi krisis.
Haiti merupakan negaradi Karibia yang dilanda kemiskinan ekstrem dan laju inflasi tercatat 15 persen dalam dua tahun terakhir.
Baca juga: Benarkah Ekonomi Indonesia Setara Haiti? Ini Data Bank Dunia
Penduduk Haiti geram dengan sebuah laporan yang menyebut belasan menteri dan pejabat senior keliru mengelola perekonomian.
Selain itu, laporan itu juga mengklaim kemungkinan penyalahgunaan dana pembangunan yang dipinjamkan oleh Venezuela sejak 2008.
Muncul juga dugaan sebuah perusahaan yang sebelumnya dipimpin oleh Moise sebagai sebagai penerima dana dari proyek pembangunan jalan yang tidak pernah tertulis dalam kontrak yang ditandatangani.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.