Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

China Rilis Video Musisi Muslim Uighur yang Dikabarkan Tewas

Kompas.com - 11/02/2019, 07:33 WIB
Ardi Priyatno Utomo

Penulis

Sumber BBC,SBS News

BEIJING, KOMPAS.com - Media pemerintah China dilaporkan merilis video seorang musisi Muslim Uighur yang dikabarkan tewas di kamp penahanan.

Dirilis oleh Radio Internasional China berbahasa Turki (CRI Turkce), video tersebut merupakan tanggapan atas tuduhan pemerintah Turki.

Dilansir SBS Minggu (10/2/2019), dalam video berdurasi 25 detik itu, Abdurehim Heyit berkata saat ini dia tengah diselidiki atas dugaan pelanggaran hukum nasional.

Baca juga: Turki: Perlakuan China kepada Muslim Uighur Memalukan bagi Kemanusiaan

"Saat ini saya berada dalam kondisi sehat dan tidak mengalami penyiksaan," kata Heyit yang mengenakan pakaian kotak-kotak itu.

Dikutip BBC, Beijing menyebut kritikan yang dialamatkan Turki kepada mereka merupakan pernyataan yang tidak mempunyai dasar.

Nury Turkel, Ketua Proyek HAM Uighur mempertanyakan keaslian video itu dan menjelaskan ada sejumlah aspek di video yang terlihat "mencurigakan".

Pernyataan yang sama dilontarkan Otkur Arslan dari organisasi Bantuan Uighur. Dia mengatakan besar kemungkinan Heyit berada dalam tekanan.

"Heyit berkata dia tengah diinvestigasi. Namun laporan sebelumnya menyatakan dia sudah dijatuhi hukuman delapan tahun penjara," kata Arslan.

Melalui kicauannya di Twitter, Arslan mengungkapkan ada jeda ketika Heyit hendak mengucapkan tanggal, dan terdengar suara pukulan.

Heyit merupakan penyair sekaligus pemain Dutar, alat musik dua senar yang sangat sulit untuk dikuasai. Awalnya, dia merupakan seniman terhormat di China.

Penahanan Heyit terjadi setelah dia membawakan lagu berjudul Ayah yang liriknya diambil dari puisi Uighur tentang seruan generasi muda agar menghormati pengorbanan leluhur.

Namun kalimat "martir peperangan" dalam lagu tersebut rupanya membuat otoritas China menganggap Heyit sebagai ancaman teroris.

Sebelumnya, juru bicara Kementerian Luar Negeri Turki Hami Aksoy menuturkan Uighur merupakan subyek "penyiksaan" di "kamp konsentrasi".

"Kebijakan asimilasi sistematis otoritas China terhadap warga Turk Uighur adalah hal yang memalukan bagi kemanusiaan," ucapnya.

Aksoy berujar laporan kematian Heyit yang Turki terima memperkuat reaksi mereka bahwa terdapat pelanggaran HAM serius di Xinjiang.

Baca juga: Maruf Amin Harap China Perlakukan Muslim Uighur dengan Baik

Dia kemudian meminta Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres untuk mengambil langkah efektif guna mengakhiri "tragedi kemanusiaan" di sana.

Uighur merupakan kelompok Muslim berbahasa Turki yang mengisi 45 persen populasi di Xinjiang. Secara etnis dan kultur, mereka lebih dekat dengan bangsa Asia Tengah.

Dalam beberapa dekade terakhir, etnis Han (etnis mayoritas China) bermigrasi ke Xinjiang, sehingga membuat lingkungan serta kultur Uighur terancam.

Xinjiang yang berada di barat laut China mendapat status otonomi khusus, seperti Tibet yang berlokasi di kawasan selatan.

Baca juga: Massa Gelar Aksi Bela Uighur di Kedubes China

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber BBC,SBS News
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com