ISTANBUL, KOMPAS.com - Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan mengangkat peti mati dari salah satu korban tewas runtuhnya bangunan apartemen di Istanbul.
Dengan dibantu beberapa orang, Erdogan yang mengenakan pakaian serba hitam itu memanggul peti yang tertutup kain berwarna hijau tua.
Dia menghadiri pemakaman 9 anggota dari satu keluarga yang tewas, setelah menjenguk korban selamat di rumah sakit.
Baca juga: Tornado Terjang Bandara di Turki, Dua Pesawat Rusak
Pada Sabtu (9/2/2019), Erdogan juga mengunjungi lokasi kejadian dan mengaku memetik pelajaran dari peristiwa yang menyoroti kembali soal keamanan bangunan di ibu kota.
"Kami memetik banyak pelajaran yang dipelajari dari peristiwa ini. Kami akan mengambil langkah-langkah yang diperlukan," katanya, seperti dikutip dari AFP.
Tercatat korban tewas akibat insiden tersebut mencapai 21 orang.
Pada Rabu (6/2/2019), bangunan apartemen berlantai 8 di Kartal, Istanbul, Turki, tiba-tiba runtuh, membuat kepanikan para penghuni, dengan puluhan dari mereka terjebak di bawah puing-puing.
Namun, penyebab runtuhnya bangunan itu masih belum diketahui oleh pihak berwenang.
Dramatic scenes from Istanbul, Turkey as rescuers tirelessly worked through the night - ploughing through rubble for survivors from an eight-storey apartment block which collapsed. https://t.co/eMiprzc9vU pic.twitter.com/VRxmCW0cEL
— BBC News (World) (@BBCWorld) 7 Februari 2019
Daily Mail mewartakan, investigasi awal menunjukkan tiga lantai teratas apartemen tersebut dibangun secara ilegal.
"Di area ini, kami menghadapi masalah serius dengan bisnis ilegal yang dilakukan untuk mencatak uang," ucap Erdogan.
Menteri Dalam Negeri Turki Suleyman Soylu memperkirakan sebanyak 35 orang masih terperangkap di bawah puing-puing.
Baca juga: Putin dan Erdogan Menyatakan Dukungan terhadap Presiden Maduro
Operasi pencarian terus berlanjut, puluhan petugas penyelamat bekerja di lokasi kejadian dengan menggunakan crane untuk mengangkat balok beton yang besar.
Otoritas mencatat, ada 43 orang yang terdaftar tinggal di dalam bangunan, yang menampung 14 apartemen dan tiga praktik usaha.
Runtuhnya bangunan apartemen sekaligus memicu kritik terhadap pengampunan pemerintah pada tahun lalu kepada mereka yang dituding membangun secara ilegal.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.