Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dua Mahasiswi Indonesia Mendapat Serangan Rasialis di Canberra

Kompas.com - 08/02/2019, 14:41 WIB
Ervan Hardoko

Editor

CANBERRA, KOMPAS.com - Dua mahasiswi Indonesia dilaporkan mendapat cacian dan satu orang lainnya dipukul di kawasan Canberra City Centre, Australia, pada Kamis sore (7/2/2019).

Ketua Perhimpunan Pelajar Indonesia Australia (PPIA) di ibu kota Australia atau ACT, mengungkapkan kepada ABC Indonesia, dua mahasiswi Australian National University (ANU) dan University of Canberra itu mendapat serangan sekitar pukul 15:30 waktu setempat.

"Saat ini saya belum bisa berkomunikasi dengan korban karena mereka masih trauma," ujar Welhelmus Poek, Presiden PPIA ACT.

Baca juga: Polisi Belanda Tangkap Tersangka Pemerkosa Mahasiswi Indonesia

Welhelmus menjelaskan, salah seorang korban telah menjelaskan kronologi kejadian lewat jejaring sosial Whatsapp.

Kedua mahasiswi tersebut sedang berjalan menuju pemberhentian bus dekat pusat perbelanjaan Target.

Tiba-tiba seorang perempuan bersama temannya datang dan langsug mengeluarkan kata-kata kasar.

"Dia mencaci-maki kembali, seperti 'kenapa kamu berpakaian serba hitam', 'kenapa kamu masih hidup', 'itu tidak adil bagi kita', 'mana HP kamu'," ujar kedua mahasiswi itu.

"Aku dan temanku hanya diam, kemudian dia memukul dengan keras telinga temanku sampai terpental dan lututnya berdarah."

"Bahkan celana temanku sobek," tambah dia.

Setelah mendengar laporan ini PPIA ACT langsung memberikan himbauan kepada mahasiswa Indonesia untuk selalu waspada.

Menurut Welhelmus belum diketahui motif penyerangan, tetapi kuat dugaan jika serangan tersebut bermuatan rasial karena mempertanyakan cara berpakaian keduanya.

Ia juga menegaskan jika pihaknya tidak akan tinggal diam soal serangan ini, apalagi jika diduga kuat sebagai serangan rasialis.

"Meski kita tinggal di negara orang, tapi negara ini punya hukum dan aturan, termasuk mengatur masalah kekerasan apalagi jika berbau rasis," ujarnya.

Sejumlah pihak menyayangkan karena saat insiden terjadi tidak ada warga yang membantu atau berusaha mencari tahu apa yang terjadi.

Sementara itu pihak KBRI Canberra mengatakan kepada ABC Indonesia bahwa mereka telah mendapat laporan soal insiden tersebut.

"KBRI Canberra telah menemui dan berkomunikasi langsung dengan kedua korban," ujar KBRI Canberra.

"Kedua korban telah melaporkan serangan tersebut kepada pihak kepolisian dan akan melakukan upaya hukum."

KBRI juga menyebutkan akan mendampingi kedua korban untuk menyelesaikan masalahnya secara hukum.

Insiden yang terjadi 7 Februari tersebut bertepatan dengan laporan media Canberra Times yang menyebutkan kepala pemerintahan ACT, Chief Minister Andrew Barr membawa delegasi perguruan tinggi Australia ke Indonesia.

Dari kunjungan tersebut mereka berharap akan lebih banyak pelajar Indonesia yang melanjutkan pendidikan ke ibu kota Australia, terutama di bidang perubahan iklim, ekologi, keperawatan, serta informasi dan teknologi.

Baca juga: Polisi Belanda Buru Pemerkosa Mahasiswi Indonesia

Dalam laporan tersebut juga disebutkan jumlah pelajar Indonesia di Canberra telah meningkat 59,3 persen dalam kurun waktu empat tahun sejak 2014.

Kini jumlah mahasiswa Indonesia di Canberra menjadi yang terbanyak keempat setelah Bhutan, China, dan India.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com