Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Nenek Gajah di India Ini Mati di Usia 88 Tahun

Kompas.com - 07/02/2019, 18:40 WIB
Ardi Priyatno Utomo

Penulis

Sumber AFP

NEW DELHI, KOMPAS.com - Seekor gajah yang disebut tertua di Asia dilaporkan mati dalam usia 88 tahun di Negara Bagian Kerala, India.

Mendapat gelar Gaja Muthassi (Nenek Gajah), Dakshayani ambil bagian dalam ritual maupun prosesi kuil selama beberapa dekade.

Menurut keterangan dokter bedah hewan yang menanganinya, Dakshayani mengembuskan napas terakhir pada Selasa (5/2/2019) setelah dia menolak untuk makan.

Baca juga: Enam Tahun Bertahan di Permukiman Warga, Gajah Liar Dievakuasi ke PLG Sare

Dikutip AFP Rabu (7/2/2019), Dokter T Rajeev berkata, pukul 15.00 waktu setemmpat tiba-tiba badan Dakshayani menggigil dari ujung kaki hingga kepala.

"Beberapa menit kemudian, dia mulai menekuk kakinya dan berbaring. Sesudah itu dia mati," ujar Rajeev mengenang momen terakhir itu.

Dewan Travancore Devaswom selaku pemilik Dakshayani menuturkan, usia gajah yang hidup dalam penangkaran tersebut adalah 88 tahun.

Jika benar, maka Dakshayani bakal mengungguli Lin Wan, gajah Asia lain yang mati dalam usia 86 tahun di Kebun Binatang Taiwan pada 2003 silam.

AFP memberitakan, gajah yang hidup dalam penangkaran mempunyai rata-rata usia harapan hidup hingga lebih dari 40 tahun.

Rajeev mengungkapkan, dalam beberapa tahun terakhir pihaknya memberi nanas serta wortel sebagai program diet Dakshayani untuk meningkatkan metabolismenya.

"Selama tiga tahun terakhir, dia sudah tidak lagi berpartisipasi dalam kegiatan maupun ritual kuil. Mungkin karena penglihatannya mulai menurun," terangnya.

"Kemudian beberapa bulan terakhir kami harus memindahkannya ke tempat yang lebih nyaman di peternakan gajah Thiruvananthapuram," lanjut dia.

Praktik penangkaran gajah itu mendapat kritikan dari pakar cagar alam PS Easa yang menegaskan, seharusnya hewan apapun harus hidup di alam liar bagaimanapun kondisinya.

"Yang mereka inginkan adalah berada di alam liar. Bergerak sebebas apapun dan makan berbagai jenis yang mereka suka," tegas Easa.

Ucapan Easa mendapat tanggapan dari mantan Presiden Travancore Prayar Goplakrishnan. Dia menjelaskan karena berbagai hal, Dakshayani tak bisa dilepaskan.

"Namun, kami memastikan dia mendapat cukup ruang untuk bergerak bebas," tegas Goplakrishnan.

Baca juga: Gading dari Gajah yang Mati Dibunuh di Aceh Diserahkan ke BKSDA

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber AFP
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com