LONDON, KOMPAS.com - Pada Rabu (6/2/2019) menjadi hari spesial bagi rakyat Inggris. Pasalnya, hari itu bertepatan pada 67 tahun Ratu Elizabeth II menjadi pemimpin monarki sejak naik takhta.
Namun, tak nampak adanya perayaan khusus untuk memperingati momen spesial tersebut. Lalu apa alasannya?
Diwartakan Town and Country, 6 Februari memang hari di mana dia menjadi ratu. Tapi pada hari itu pula, dia kehilangan sang ayah, Raja George VI.
Baca juga: Saat Remaja, Pangeran Charles Hanya Ngobrol dengan Teman dalam Daftar Khusus
Elizabeth naik takhta saat masih berusia 25 tahun pada 1952. Menelusuri kembali masa itu, perempuan muda sedang berada di Kenya dalam tur kunjungan Persemakmuran.
Kemudian, dia menerima kabar buruk karena ayahnya meninggal dalam tidur di Sandringham setelah berjuang melawan kanker paru-paru.
Sumber yang dekat dengan keluarga kerajaan menyebutkan Ratu Elizabeth lebih memilih untuk menghabiskan waktu dengan merenung.
Hal yang sama juga tidak akan berbeda pada peringatan naik takhtanya pada tahun ini.
"Penting untuk memahami bahwa Ratu memperingati hari kematian ayahnya," ucap mantan sekretaris pers Ratu Elizabeth II, Sicki Arbiter kepada The Telegraph.
"Dia selalu membuatnya jelas, kekuasaan lamanya ini merupakan konsekuensi dari kematian ayahnya yang cepat, jadi ini bukan hari untuk selebrasi," imbuhnya.
On this day in 1952, King George VI of Great Britain, Ireland and the British Empire. died at the age of 56, at Sandringham House in Norfolk.
— This Day In History (@ThroughTheHours) 6 Februari 2019
On his death, his eldest daughter Princess Elizabeth ascended the throne as Elizabeth II, a throne she has Held for sixty-seven years. pic.twitter.com/BjK2H5CffU
Raja George VI mangkat pada usia 56 tahun, sementara Ratu Elizabeth menjadi pemegang takhta Inggris terlama.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanSegera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.