Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Markus Solo Kewuta, SVD

Imam Kongregasi Serikat Sabda Allah (SVD). Ahli Islamologi. Kini bertugas menangani Desk Relasi Katolik-Muslim di kawasan Asia dan Pasifik, Wakil Presiden Yayasan Nostra Aetate "Pendidikan Dialog Lintas Agama" pada Kantor Dewan Kepausan untuk Dialog Antar Umat Beragama di Vatikan.

Vatikan dan Dunia Arab Sepakat Berhenti Membawa-bawa Tuhan dan Agama

Kompas.com - 07/02/2019, 07:00 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

 

Mengapa tidak?

Menurut statistik terakhir, umat Kristiani dan Islam seluruhnya, termasuk berbagai macam denominasi yang berafiliasi di bawah nama Kristen dan Islam, bersama-sama membentuk lebih dari setengah keseluruhan populasi dunia (7 miliar).

Umat Kristiani seluruhnya berjumlah 2,2 miliar (32.5 persen dari keseluruhan populasi dunia). Umat Islam seluruhnya berjumlah 1,5 miliar (21,5 persen dari keseluruhan populasi dunia). Artinya, kedua-duanya berjumlah total sebanyak 3,7 miliar orang dari 7 miliar penduduk dunia saat ini.

Dokumen Persaudaraan Manusia Universal dari berbagai latar belakang, termasuk agama, merupakan sebuah panggilan mendesak saat ini.

Menurut Paus Fransiskus dan Imam al-Tayyib yang berbicara atas nama al-Azhar, sebuah institusi prestisius dan ternama di dunia Islam, jalan menuju persaudaraan manusia universal, seperti yang dirumuskan di dalam dokumen itu, bukan saja dilakukan melalui langkah-langkah penting seperti berhenti menggunakan nama Tuhan untuk menghalalkan kekerasan, terorisme dan pembunuhan, tetapi juga berhenti menginstrumentalisasi agama untuk kepentingan-kepentingan pribadi dan kelompok tertentu.

Berhenti pula menekan orang lain dengan menggunakan kuasa yang bekedok agama. Lebih lugas, lebih jelas dan lebih terang dari ungkapan-ungkapan seperti ini tidak ada lagi.  

Anak-anak kecil hingga kakek dan nenek, orang bersekolah dan orang buta huruf bisa memahaminya. Tidak butuh interpretasi, tidak butuh penjelasan. Berhenti artinya berhenti.

Kalau dua tokoh besar dunia sudah sepakat seperti itu dan dimeterai pula hitam di atas putih, dan mereka berbicara atas nama begitu banyak orang, disaksikan petinggi-petinggi kedua agama, dan ini dimaksudkan semata-mata untuk kebaikan bersama, tinggal saja kita ikuti.

Mari kita mulai bersama. Mari kita sejukan dunia ini bersama-sama. 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com