ABU DHABI, KOMPAS.com - Seorang pria asal Inggris memakai jersey tim sepak bola Qatar ketika menghadiri pertandingan Piala Asia 2019 di Uni Emirat Arab.
Namun, seragam itu justru membawa petaka bagi Ali Issa Ahmad, yang ditangkap dan ditahan satelah Qatar bertanding melawan Irak di Abu Dhabi pada 22 Januari lalu.
Diwartakan BBC, Rabu (6/2/2019), pria berusia 26 tahun itu diklaim tidak mengetahui peraturan yang melarang "simpati" untuk Qatar.
Baca juga: Kalahkan Jepang, Qatar Cetak Sejarah dengan Juara Piala Asia 2019
Kantor Luar Negeri Inggris menyatakan, telah memberikan bantuan kepada warga negaranya dan menghubungi pihak berwenang di UEA.
Kedutaan Besar UEA di London menyebutkan, Ahmad tidak ditangkap karena mengenakan kaus tim sepak bola Qatar, melainkan atas tudingan membuang waktu polisi dan membuat pernyataan palsu.
Seorang temannya mengatakan, Ahmad diserang oleh petugas keamanan setelah dibebaskan.
Selanjutnya, dia melaporkan insiden tersebut ke kantor polisi dan malah dituduh berbohong sehingga membawanya ke penahanan.
Kedubes UEA di London awalnya tidak mengomentari kasus ini, namun meyakinkan bahwa segala tuduhan pelanggaran hak asasi manusia sebagai hal sangat serius dan akan diselidiki secara menyeluruh.
Amir presents Kuwaiti Amir with Qatar team’s jersey#Qatar #Kuwait https://t.co/63W9Rw9g0E pic.twitter.com/GI9aiv4gPg
— The Peninsula (@PeninsulaQatar) 5 Februari 2019
Dalam pernyataan berikutnya, Kedubes UEA menyebutkan Ahmad merupakan warga negara ganda Sudan-Inggris.
Berbeda dengan klaim teman Ahmad, Kedubes UEA menyatakan Ahmad ke kantor polisi untuk melaporkan peristiwa dia dipukuli penggemar bola setempat karena mendukung tim Qatar.
"Polisi membawanya ke rumah sakit dan seorang dokter memeriksanya, namun luka-lukanya tidak konsisten dengan laporan kejadiannya," demikian laporan kedubes.
Ahmad dituding melukai dirinya sendiri sehingga pihak berwenang mendakwanya pada 24 Januari lalu.
"Sejak itu dia mengakui pelanggaran tersebut dan sekarang akan diproses melalui pengadilan UEA," lanjutnya.
Seperti diketahui, UEA dan empat negara lain di Arab tengah terlibat pertikaian politik dan diplomatik dengan Qatar. Negara itu dituding mendukung kelompok radikal.
Baca juga: Qatar Hentikan Dana Bantuan untuk Bayar Gaji Pegawai Hamas di Gaza
Di situs webnya, Kantor Luar Negeri Inggris memperingatkan para pelancong ke UEA tentang aturan khusus.
Aturan tersebut merujuk pada penunjukan simpati kepada Qatar di media sosial atau dengan cara komunikasi lainnya merupakan sebuah pelanggaran.
"Pelanggar bisa dipenjara dan dikenakan denda besar," demikian bunyi peringatan tersebut.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.