Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pembunuh Berantai Ini Pakaikan Korban yang Dibunuhnya Jas dan Topi

Kompas.com - 05/02/2019, 21:52 WIB
Ardi Priyatno Utomo

Penulis

TORONTO, KOMPAS.com - Sidang vonis perdana bagi pembunuh berantai Kanada Bruce McArthur memunculkan fakta mengerikan yang disampaikan jaksa penuntut.

Sidang vonis perdana itu digelar Senin (4/2/2019) setelah McArthur pada Januari mengaku bersalah atas delapan dakwaan pembunuhan tingkat satu.

Dari keterangan jaksa seperti dikutip The Guardian Selasa (5/2/2019), terungkap McArthur dengan cermat menargetkan dan kemudian menguntit korbannya.

Baca juga: Ratusan Barang Milik Pembunuh Berantai di AS Dilelang untuk Publik

Selama tujuh tahun terakhir, pembunuh berantai berusia 67 tahun itu membunuh dan memutilasi kedelapan korban yang dia temui di Toronto.

Sky News memberitakan, sebagian dari para korban itu dicekik. Sedang sisanya dipukul menggunakan pot bunga karena pekerjaannya sebagai tukang kebun.

Jaksa Penuntut Michael Cantlon memulai membuka fakta tersebut dengan memperingatkan apa yang dia sampaikan bisa mengganggu pengunjung sidang.

Dia kemudian menjabarkan bahwa McArthur bakal mencukur rambut korbannya selesai membunuh mereka, dan kemudian mendandani mereka.

McArthur lalu mengambil foto para korbannya yang sudah tewas sambil mengenakan jas, topi, serta menaruh rokok di mulut korban.

Kasus itu mulai menjadi perhatian polisi ketika McArthur membunuh pria bernama Andrew Kinsman pada musim panas tahun lalu.

Perhatian penyelidik tercurah berkat tulisan "Bruce" pada kalender di apartemen Kinsman bertanggal 26 Juni 2017, hari di mana dia menghilang.

Dari rekaman kamera pengawas kota didapatkan gambar sebuah van yang diketahui dipakai McArthur untuk menjemput Kinsman dengan DNA korban ditemukan di sana.

Keluarga maupun rekan Kinsman begitu marah dan tidak bersedia mengampuni McArthur ketika mendengarkan keterangan Cantlon.

"Kami mencari Andrew selama enam bulan. Hidupnya berakhir di tangah pria ini yang bahkan tak bisa saya sebut namanya," kata saudarinya, Patricia, kepada BBC.

Adapun korban terakhir hanya diketahui dari nama "John" yang datang dari Timur Tengah dan tinggal di Kanada selama lima tahun terakhir.

Keduanya berkenalan dari aplikasi kencan khusus gay, dan terakhir kali bertemu pada 18 Januari lalu di apartemen McArthur.

Saat itu, McArthur berusaha membunuh John menggunakan kantong plastik ketika polisi mengetuk pintu apartemen karena khawatir dia bakal membawa korban lagi.

Ketika ditangkap dan penyelidikan kembali digelar, polisi menemukan sebuah USB berisi identitas para korban yang sudah dibunuhnya maupun John.

Jika terbukti bersalah, McArthur bisa menghuni penjara seumur hidup tanpa pembebasan bersyarat setidaknya selama 25 tahun.

Baca juga: Pembunuh Berantai Asal Inggris, Meninggal Dalam Penjara di Usia 72

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com