BAGHDAD, KOMPAS.com - Pernyataan Presiden Amerika Serikat Donald Trump yang mempertahankan pasukannya di Irak untuk mengawasi Iran, telah memicu gelombang protes dari Baghdad.
Tidak hanya Presiden Irak Barham Saleh, sejumlah politisi turut menyuarakan kecaman terhadap Trump dan mendesak segera penarikan pasukan AS dari Irak.
Sebelumnya, dalam program acara yang disiarkan CBS News, Minggu (3/2/3019), Trump memaparkan alasan mengapa pasukan AS masih dipertahankan di Irak.
Trump awalnya menyebut pemerintah AS telah membangun pangkalan militer yang mahal di Irak, tepatnya di Al Asad, sehingga tidak bisa begitu saja meninggalkannya.
Namun kemudian Trump menyebut pasukannya berada di Irak untuk memantau kawasan Timur Tengah yang bermasalah.
Baca juga: Punya Pangkalan Militer Mahal, Trump Ingin Pasukan AS Berada di Irak
Salah satunya, yakni mengawasi kegiatan Iran, yang dianggap Washington sebagai negara teroris nomor satu di dunia.
"Kita akan terus memantau dan jika ada masalah, jika seseorang berupaya melancarkan senjata nuklir atau lainnya, kami akan tahu bahkan sebelum mereka melakukannya," ucap Trump.
Komentar Trump tersebut memicu babak baru dari desakan oleh Baghdad agar pasukan AS segera angkat kaki dari negara itu.
Presiden Irak Barham Saleh, pernyataan Trump telah mengisyaratkan bahwa Washington memanfaatkan Irak untuk menyerang negara tetangga.
"Konstitusi Irak menolak penggunaan negara kami sebagai pangkalan untuk memukul atau menyerang negara tetangga," kata Presiden Saleh, dilansir AFP.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanKunjungi kanal-kanal Sonora.id
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.