Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Trump Sebut Tentara AS di Irak untuk Awasi Iran, Baghdad Meradang

Kompas.com - 04/02/2019, 22:49 WIB
Agni Vidya Perdana

Penulis

Sumber AFP

BAGHDAD, KOMPAS.com - Pernyataan Presiden Amerika Serikat Donald Trump yang mempertahankan pasukannya di Irak untuk mengawasi Iran, telah memicu gelombang protes dari Baghdad.

Tidak hanya Presiden Irak Barham Saleh, sejumlah politisi turut menyuarakan kecaman terhadap Trump dan mendesak segera penarikan pasukan AS dari Irak.

Sebelumnya, dalam program acara yang disiarkan CBS News, Minggu (3/2/3019), Trump memaparkan alasan mengapa pasukan AS masih dipertahankan di Irak.

Trump awalnya menyebut pemerintah AS telah membangun pangkalan militer yang mahal di Irak, tepatnya di Al Asad, sehingga tidak bisa begitu saja meninggalkannya.

Namun kemudian Trump menyebut pasukannya berada di Irak untuk memantau kawasan Timur Tengah yang bermasalah.

Baca juga: Punya Pangkalan Militer Mahal, Trump Ingin Pasukan AS Berada di Irak

Salah satunya, yakni mengawasi kegiatan Iran, yang dianggap Washington sebagai negara teroris nomor satu di dunia.

"Kita akan terus memantau dan jika ada masalah, jika seseorang berupaya melancarkan senjata nuklir atau lainnya, kami akan tahu bahkan sebelum mereka melakukannya," ucap Trump.

Komentar Trump tersebut memicu babak baru dari desakan oleh Baghdad agar pasukan AS segera angkat kaki dari negara itu.

Presiden Irak Barham Saleh, pernyataan Trump telah mengisyaratkan bahwa Washington memanfaatkan Irak untuk menyerang negara tetangga.

"Konstitusi Irak menolak penggunaan negara kami sebagai pangkalan untuk memukul atau menyerang negara tetangga," kata Presiden Saleh, dilansir AFP.

Saleh mengatakan, pasukan AS berada di negaranya secara legal berada di bawah kesepakatan antara kedua negara dan setiap tindakan yang diambil di luar kesepakatan tidak dapat diterima.

Pemerintah Irak selama ini telah memainkan peranan sebagai penyeimbang di antara dua sekutu utamanya, Washington dan Teheran, yang saling bermusuhan.

AS telah berperan di Irak dalam memimpin koalisi untuk menghancurkan dan mengusir kelompok ISIS yang merebut serta menguasai sebagian wilayah Irak dan Suriah pada 2014.

Namun setelah Trump pada Desember lalu mengumumkan bakal menarik pasukannya dari Suriah karena menyatakan kemenangan atas ISIS, desakan agar Washington juga menarik pasukannya di Irak semakin kuat, terlebih datang dari faksi pro-Iran di Baghdad.

Baca juga: Kunjungan ke Irak, Trump Sebut AS Tak Bisa Lagi Jadi Polisi Dunia

Sabah al-Saadi, anggota parlemen dari blok yang dipimpin ulama anti-Amerika, Moqtada Sadr, telah mengusulkan rancangan undang-undang yang menuntut keluarnya AS dari Irak.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com