Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Susul AS, Spanyol dan Inggris Akui Guaido sebagai Pemimpin Venezuela

Kompas.com - 04/02/2019, 17:59 WIB
Veronika Yasinta

Penulis

Sumber BBC,AFP

MADRID, KOMPAS.com - Negara-negara Uni Eropa mulai menyusul langkah Presiden Amerika Serikat Donald Trump untuk mengakui pemimpin oposisi Venezuela, Juan Guaido, jadi presiden sementara negara itu.

Kini resmi sudah, Spanyol, Inggris, Perancis, dan negara Uni Eropa lainnya menolak pemerintahan Nicolas Maduro dan menyerukan pemilihan presiden.

Perdana Menteri Spanyol Pedro Sanchez mendesak Guaido yang juga menjabat sebagai ketua Majelis Nasional Venezuela, untuk menggelar pilpres yang bebas dan demokratis secepat mungkin.

Baca juga: Jenderal Angkatan Udara Venezuela Ini Umumkan Membelot dari Maduro

"Venezuela harus menjadi penulis takdirnya sendiri," katanya, seperti dikutip dari BBC, Senin (4/2/2019).

"Komunitas internasional memiliki tugas untuk membantu dan memastikan ini terjadi dengan jaminan yang diperlukan," imbuhnya.

Shancez menambahkan, dia ingin mempelopori rencana bantuan kemanusiaan untuk Venezuela di Uni Eropa dan PBB.

Sementara itu, Menteri Luar Negeri Inggris Jeremy Hunt menegaskan posisi "Negeri Raja" itu terhadap politik di negara Amerika Latin tersebut.

"Inggris bersama sekutu Eropa sekarang mengakui Guaido sebagai presiden konstitusional sementara sampai pemilu kredibel digelar," kicaunya di Twitter.

Senada dengan Hunt, Presiden Perancis Emmanuel Macron menyerukan Guaido agar menggelar pemilu presiden yang baru.

"Rakyat Venezuela memiliki hak untuk mengekspresikan diri secara bebas dan demokratis," cuitnya di Twitter.

Seperti diketahui, 7 negara Uni Eropa memberikan tenggat waktu hingga Minggu (3/2/2019) tengah malam agar dia mengadakan pilpres atau bakal mengakui Guaido sebagai pemimpin negeri yang didera masalah ekonomi tersebut.

Laporan AFP menyebutkan, Maduro tidak mempedulikan peringatan dari negara lain yang terus memintanya untuk mengundurkan diri.

"Kenapa Uni Eropa harus minta sebuah negara di dunia yang telah menggelar pemilu harus mengadakan pemilu presiden lagi? Itu karena mereka tidak menang oleh sekutu sayap kanan mereka," katanya di Caracas.

Baca juga: Pemimpin Oposisi Venezuela Mengaku Keluarganya Diancam Pasukan Khusus

"Mereka berusaha untuk menyudukan kita dengan ultimatum supaya memaksa kita berada dalam situasi konfrontrasi yang ekstrem," imbuhnya.

Di bawah kepemimpinan Maduro, negara kaya minyak itu mengalami krisis ekonomi yang menyebabkan hiperinflasi dan kekurangan pangan serta obat.

AS, Kanada, Australia, dan beberapa negara Amerika Latin sebelumnya telah mengakui Guaido dan menuntut Maduro mundur dari kekuasaan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber BBC,AFP
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com