SAN SALVADOR, KOMPAS.com - Penduduk El Salvador pada Minggu (3/2/2019) memilih Nayip Bukele sebagai pemimpin baru dalam pemilu presiden.
Bukele merupakan mantan wali kota San Salvador yang terkenal. Terpilihnya pria berusia 37 tahun itu sekaligus mengakhiri dominasi kekuasaan selama hampir 30 tahun dari dua prtai terbesar negara itu.
Mahkamah Pemilihan Umum (TSE) mencatat Bukele menang dengan pencapaian 53,78 persen suara.
Baca juga: El Salvador Bantah Minta Uang ke Taiwan Sebelum Putus Diplomatik
Dia berasal dari partai Aliansi Besar untuk Persatuan Nasional (GANA) yang konservatif. Dengan mengenakan celana jins dan jake kulit, dia merayakan kemenangan dengan para pendukungnya di Plaza Morazan.
"Ini merupakan kemenangan bagi rakyat El Salvador. hari ini, kami menang dengan putaran perama dan kami mencetak sejarah," ucapnya.
Lawan Bukele, Carlos Calleja dan Hugo Martinez dari dua partai terbesar negara itu dengan cepat mengakui kemenangan itu.
Bukele berjanji untuk meningkatkan investasi di bidang pendidikan dan memerangi korupsi.
Namun tak kalah pentingnya, dia juga harus menuntaskan iklim negara yang dirusak oleh rasa tidak aman akibat kekerasan oleh geng kriminal.
Te compartimos la portada de El Diario de Hoy de este lunes 4 de febrero. pic.twitter.com/p6aGgkSk9O
— elsalvador.com (@elsalvadorcom) 4 Februari 2019
"Sungguh menakutkan untuk keluar sendirian di jalan, kalian tidak pernah tahu apa yang akan terjadi," ujar seorang pemilih pemula, Gabriela Solorzano.
Dia mengatakan, kakak laki-lakinya terus memegang tangannya menuju tempat pemungutan suara di Mejicanos, area yang kuat dikuasai oleh kelompok kriminal.
Menurut pihak berwenang, kekerasan geng merupakan sumber bagi sebagian besar dari 3.340 pembunuhan pada tahun lalu yang dilaporkan.
Kelompok kriminal di negara itu diyakini memiliki 70.000 anggota, dengan 17.000 orang di antaranya sudah berada di balik jeruji besi.
"Presiden baru harus menawarkan solusi keamanan yang berani," ucap Carlos Carcach, analis dan profesor di Sekolah Tinggi Ekonomi dan Bisnis di El Salvador, mengatakan kepada AFP.
Di masa lalu, pemerintah sayap kanan memilih penindasan atau negosiasi rahasia dengan geng.
Costa Rica saluda al presidente electo de la República de El Salvador @nayibbukele y a su pueblo después de la celebración del proceso electoral. Continuaremos profundizando nuestra amistad y cooperación, así como una agenda común de valores y propósitos por nuestra región.
— Carlos Alvarado Quesada (@CarlosAlvQ) 4 Februari 2019
Sementara itu di bawah Mauricio Funes yang berkuasa pada 2009-2014, ada gencatan senjata antara dua geng utama negara yang sementara waktu berhasil mengurangi pembunuhan.