Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 03/02/2019, 12:25 WIB
Agni Vidya Perdana

Penulis

Sumber AFP

CARACAS, KOMPAS.com - Presiden Venezuela Nicolas Maduro menjawab desakan oposisi yang menginginkan segera dilangsungkannya pemilihan presiden.

Tampil di hadapan massa demonstrasi mendukung rezim pemerintah, Maduro menyerukan percepatan untuk menggelar "pemilihan".

"Mereka (oposisi) ingin pemilihan dimajukan, ayo kita gelar pemilihan," ujar Maduro di hadapan para pendukungnya, Sabtu (2/2/2019).

Namun pemilihan yang diserukan Maduro tentu saja bukanlah pemilihan presiden seperti yang diharapkan oposisi, melainkan pemilihan parlemen, atau Majelis Nasional.

Baca juga: Pemimpin Oposisi Venezuela Mengaku Keluarganya Diancam Pasukan Khusus

Pemilu Parlemen seharusnya baru akan kembali digelar pada akhir 2020, tetapi Maduro menginginkan pemilihan itu dimajukan menjadi digelar pada tahun 2019 ini.

Majelis Nasional merupakan satu-satunya badan pemerintahan Venezuela, dari total lima badan, yang dikuasai oposisi.

Pemimpin oposisi, Juan Guaido, yang telah mendeklarasikan diri sebagai presiden sementara, juga merupakan ketua Majelis Nasional.

Dengan kata lain, mempercepat pemilihan parlemen berarti memberi jalan untuk penggantian Guaido dari jabatannya sebagai ketua Majelis Nasional, sekaligus melanggengkan kekuasaan Maduro.

Selain dari oposisi, desakan untuk menggelar pemilihan presiden baru juga diserukan sejumlah negara Uni Eropa, yakni Inggris, Perancis, Jerman, dan Spanyol.

Mereka bahkan mengeluarkan ultimatum agar Maduro mengadakan pemilihan selambatnya pada Minggu (3/2/2019) tengah malam, atau negara-negara tersebut akan mengakui Guaido sebagai presiden sementara.

Namun ultimatum itu telah ditolak secara tegas oleh Maduro.

Baca juga: Venezuela Tolak Ultimatum Uni Eropa untuk Gelar Pemilu dalam 8 Hari

Penampilan Maduro dalam aksi memperingati 20 tahun sejak pendahulunya, Hugo Chavez berkuasa, menjadi yang pertama sejak insiden serangan dalam parade militer pada 4 Agustus tahun lalu.

Saat itu, dua drone bermuatan bahan peledak mengguncang parade militer dan menyebabkan setidaknya tujuh tentara terluka.

Maduro menyebut insiden itu sebagai upaya untuk membunuh dirinya dan menuduh musuh-musuh politiknya sebagai dalang di belakang serangan.

Sejak serangan itu, Maduro membatasi penampilannya hanya di ruang tertutup atau hanya muncul di televisi.

Setelah hampir enam bulan tidak muncul di muka publik, Maduro akhirnya tampil di hadapan ribuan pendukungnya, Sabtu (2/2/2019). Dia mengenakan kemeja merah di perayaan hari revolusi Venezuela dengan didampingi istrinya, Cilia Flores.

Maduro berkuasa sejak 2013 sebagai pengganti yang dipilih sendiri oleh Chavez sebelum meninggal.

Baca juga: Jenderal Angkatan Udara Venezuela Ini Umumkan Membelot dari Maduro

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Sumber AFP
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com