Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Hoveizeh, Rudal Jelajah Terbaru Iran yang Mampu Menjangkau Jarak 1.200 Km

Kompas.com - 03/02/2019, 10:24 WIB
Agni Vidya Perdana

Penulis

Sumber AFP

TEHERAN, KOMPAS.com - Di saat Amerika Serikat dan Rusia berseteru tentang perjanjian nuklir era Perang Dingin, Iran yang menjadi rival kedua negara, justru mengumumkan keberhasilan menggelar uji coba rudal jelajah terbarunya.

Bertepatan dengan peringatan 40 tahun revolusi Islam yang terjadi di negara itu pada 1979, Teheran mengumumkan telah sukses meluncurkan rudal jelajah yang mampu menjangkau jarak hingga 1.200 kilometer.

"Uji coba rudal jelajah Hoveizeh telah dilakukan dengan sukses pada jarak 1.200 kilometer dan secara akurat mampu mengenai sasaran," kata Menteri Pertahanan Iran, Amir Hatami, seperti dikutip stasiun televisi pemerintah, Sabtu (2/1/2019).

"(Rudal) ini bisa siap dalam waktu sesingkat mungkin dan mampu terbang pada ketinggian yang sangat rendah," tambahnya, seperti dilansir AFP.

Baca juga: Uni Eropa Sebut Iran Tingkatkan Kegiatan Spionase Siber

Rudal Hoveizeh, bagian dari kelompok rudal jelajah Soumar yang pertama kali diluncurkan pada 2015 dengan jangkauan 700 kilometer, itu disebut Hatami sebagai perpanjangan tangan Iran dalam mempertahankan negaranya.

Pengungkapan rudal jelajah itu menjadi bagian dari pameran persenjataan Iran yang diberi judul "Pencapaian Pertahanan selama 40 Tahun" yang digelar di Teheran.

Jarak jangkauan rudal jelajah Hoveizeh tersebut masih ada dalam batas jangkauan misil yang ditentukan Iran secara sukarela, yakni 2.000 kilometer.

Kendati membatasi jarak jangkauan rudalnya, namun rudal Iran masih dapat mencapai Israel maupun pangkalan-pangkalan negara Barat yang ada di Timur Tengah.

"Iran tidak memiliki niat untuk meningkatkan jangkauan rudalnya," kata sekretaris Dewan Keamanan Nasional Tertinggi Iran, Laksamana Ali Shamkhani, Selasa (29/1/2019).

Nama rudal jelajah terbaru Iran tersebut mengambil dari sebuah kota di Provinsi Khuzestan barat daya yang hancur pada 1980-1988 dalam perang melawan pasukan Irak di bawah Saddam Hussein.

Iran saat ini masih terkekang oleh kesepakatan 2015 dengan negara-negara besar dunia dalam mengembangkan teknologi rudal balistik.

Di bawah Resolusi 2231 Dewan Keamanan PBB yang diadopsi untuk kesepakatan itu, menyerukan agar Iran tidak melakukan aktivitas yang berkaitan dengan rudal balistik yang akan memberinya kemampuan persenjataan nuklir.

Baca juga: Iran Umumkan Satelit Buatannya Gagal Mencapai Orbit

AS telah berulang kali menuduh Iran melanggar resolusi dan kesepakatan, hingga akhirnya memutuskan menarik diri dari perjanjian itu pada Maret tahun lalu dan kembali memberlakukan sanksi terhadap Teheran.

Para pejabat Iran mengatakan, negara mereka kini sangat bergantung akan kemampuan rudal dan program misil mereka setelah sanksi Barat membuat angkatan udara mereka sangat terbatas karena ketiadaan suku cadang maupun pesawat pengganti.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber AFP
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com