Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 02/02/2019, 19:54 WIB
Ardi Priyatno Utomo

Penulis

MOSKWA, KOMPAS.com - Presiden Rusia Vladimir Putin mengumumkan negaranya bakal menangguhkan partisipasi dalam perjanjian nuklir era Perang Dingin.

Pengumuman tersebut menyusul keputusan Amerika Serikat (AS) yang juga melakukan hal sama sehari sebelumnya, seperti dilansir AFP Sabtu (2/2/2019).

Baik Moskwa maupun Washington saling tuding sebagai pihak yang melakukan pelanggaran terhadap Perjanjian Nuklir Jarak Menengah (INF).

Baca juga: Putin Ancam AS jika Keluar dari Perjanjian Nuklir Era Perang Dingin

Pada 2018, Presiden Donald Trump mengumumkan bakal menarik diri dari perjanjian yang dibuat pada 1987 itu kecuali Rusia menunaikan kewajibannya.

"Rekan Amerika kami sudah menangguhkan partisipasi mereka. Jadi kami juga bakal melakukannya," kata Putin dalam pernyataan yang disiarkan televisi.

Putin menyampaikannya di sela rapat dengan Menteri Luar Negeri Sergey Lavrov dan Menteri Pertahanan Sergey Shoigu bahwa Rusia tak berminat membuka diskusi dengan AS.

"Kami bakal menunggu hingga kolega kami itu cukup dewasa untuk membuka dialog dan menyikapi topik penting ini," kata Putin.

Berawal dari inisiatif Presiden Ronald Reagan dan Pemimpin Uni Soviet Mikhail Gorbachev, perjanjian itu mengakhiri perlombaan senjata yang meresahkan Eropa.

Dalam perjanjian INF, kedua negara dilarang mengembangkan rudal berhulu ledak nuklir yang bisa menempuh jarak 500 sampai 5.500 km.

Lavrov menyatakan AS tidak menghiraukan tawaran Rusia untuk menginspeksi rudal penjelajah yang diklaim melanggar INF tersebut.

Dia juga menuduh Washington melanggar INF dengan menempatkan sistem pencegah rudal di Romania di mana peluncurnya juga bisa digunakan untuk rudal penjelajah.

Diberitakan Sky News, Lavrov menuturkan dengan kondisi yang ada saat ini, perjanjian senjata lain, New Start yang bakal berakhir pada 2021 juga terancam berhenti.

Sebelumnya, Menteri Luar Negeri AS Mike Pompeo menyatakan negaranya bakal menangguhkan partisipasi dalam INF, dan berpeluang keluar dalam enam bulan ke depan.

Dia menuturkan Rusia telah melakukan pelanggaran. Namun bersedia membuka dialog jika Rusia mengenyahkan rudal yang dianggap melanggar tersebut.

"Setiap negara harus bertanggung jawab atas tindakan yang mereka buat," katanya. Ucapan Pompeo itu mendapat dukungan dari NATO.

Organisasi negara kawasan Atlantik Utara itu menyesalkan Kremlin yang terus menerus melakukan penyangkalan INF, dan tak melakukan apapun untuk menanggulanginya.

Baca juga: Putin Ancam Bakal Membalas jika AS Keluar dari Perjanjian Nuklir

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Video rekomendasi
Video lainnya


Rekomendasi untuk anda
28th

Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!

Syarat & Ketentuan
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi akun KG Media ID

Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.

Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.

Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com