Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

[KABAR DUNIA SEPEKAN] Bom Bunuh Diri di Gereja Filipina | Ucapan Mahathir soal Proyek China

Kompas.com - 02/02/2019, 15:03 WIB
Ardi Priyatno Utomo

Penulis

KOMPAS.com - Ledakan yang terjadi di Gereja Katolik Filipina pada Minggu pekan lalu (27/1/2019) menewaskan 22 orang dan melukai 100 orang lainnya.

Dalam keterangan militer, insiden itu merupakan bom bunuh diri ganda yang diduga dilakukan pasangan suami istri asal Indonesia.

Kemudian dari Malaysia, Perdana Menteri Mahathir Mohamad masih mempertimbangkan apakah bakal melanjutkan proyek pembangunan jalur kereta yang dibiayai China.

Mahathir menuturkan, jika pihaknya bersikeras melanjutkan proyek tersebut, dikhawatirkan bakal membebani keuangan negara.

Kedua artikel itu masuk ke dalam rangkuman kabar dunia sepekan yang terjadi sepanjang Minggu (27/1/2019) hingga Sabtu (2/2/2019).

1. Dua Ledakan Mengguncang Sebuah Katedral di Filipina, 17 Tewas
Dua ledakan terjadi katedral Jolo di Provinsi Sulu di pulau Filipina selatan, Minggu (27/1/2019) pagi.

Setidaknya 17 orang dilaporkan tewas dan hampir 50 orang lainnya luka-luka. Insiden yang diduga kuat berasal dari bom tersebut meledak saat dilangsungkannya Misa Minggu.

Ledakan pertama terjadi di katedral, diikuti dengan ledakan kedua yang terjadi di luar gedung, melukai warga sipil dan juga petugas keamanan.

Berita selengkapnya klik tautan di sini.

2. Tentara Bayaran Rusia Disebut Masuk Venezuela untuk Lindungi Maduro
Diperkirakan erdapat sekitar 400 tentara bayaran di Wagner untuk memberi perlindungan kepada Presiden Venezuela Nicolas Maduro.

Pasukan itu disediakan oleh elompok perusahaan swasta militer Wagner yang bertolak menuju Venezuela dalam beberapa hari terakhir.

Wagner merupakan perusahaan swasta rahasia yang dipimpin oleh letnan Rusia bernama Dmitri Utkin, seorang anggota badan intelijen Rusia (GRU).

Berita selengkapnya klik tautan di sini.

3. Mahathir: Kami Bisa Miskin jika Teruskan Proyek Rp 281 Triliun yang Dibiayai China
Perdana Menteri Malaysia Mahathir Mohamad mengungkapkan alasan pembatalan proyek pembangunan jalur kereta yang dibiayai China.

Proyek Jalur Kereta Pesisir Timur (ECRL) itu menelan dana hingga 20 miliar dollar AS, atau Rp 281,7 triliun.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com