Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Polisi dapat Petunjuk Pelaku Pemboman Gereja di Filipina dari Potongan Kaki

Kompas.com - 01/02/2019, 22:59 WIB
Agni Vidya Perdana

Penulis

JOLO, KOMPAS.com - Otoritas Filipina menyimpulkan bahwa serangan dua bom di gereja Katolik di Jolo adalah bom bunuh diri. Hal tersebut setelah ditemukan potongan tubuh yang tidak diketahui identitasnya.

Melansir dari BBC Indonesia, dua pasang kaki yang ditemukan di lokasi ledakan bom tidak ada yang mengklaim hingga hampir sepekan sejak terjadinya insiden.

Satu pasang potongan kaki itu ditemukan di dalam gereja, sementara satu pasangan lainnya ditemukan di luar bangunan, tempat terjadinya ledakan kedua.

"Sampai Jumat (1/2/2019), dua pasang kaki yang penuh luka tidak ada yang mengklaim dan ini menunjukkan kemungkinan milik pelaku pembom bunuh diri," kata Kepala Kepolisian Provinsi Sulu, Pablo Labra.

Baca juga: Suami Istri asal Indonesia Disebut Jadi Pelaku Bom Bunuh Diri di Gereja Filipina

Ditambahkannya, hasil uji DNA untuk potongan-potongan tubuh baru dapat diumumkan dalam beberapa hari ke depan.

Sementara Menteri Dalam Negeri Filipina Eduardo Ano mengatakan bahwa pelaku peledakan bom bunuh diri adalah warga negara Indonesia yang memiliki kaitan dengan kelompok teroris ISIS.

"Mereka adalah orang Indonesia. Saya yakin bahwa mereka adalah orang Indonesia," kata Ano, yang juga mantan kepala militer, kepada CNN Filipina, dilansir The Straits Times, Jumat (1/2/2019).

Ano tidak memaparkan dasar pernyataannya yang menyebut pelaku berasal dari Indonesia.

Pun demikian dengan pihak Konsul Jenderal Indonesia di Davao, Berlian Napitupulu yang belum mendapat informasi tentang adanya pasangan asal Indonesia yang menjadi pelaku pembom bunuh diri.

Selain menunggu hasil uji DNA, otoritas Filipina juga sedang mencari seorang pria yang diduga berasal dari kelompok Abu Sayyaf, yang diyakini menjadi pembimbing kedua pelaku pembom bunuh diri.

"Yang bertanggung jawab (dalam serangan ini) adalah pembom bunuh diri Indonesia. Namun kelompok Abu Sayyaf yang membimbing mereka, dengan mempelajari sasaran, melakukan pemantauan rahasia dan membawa pasangan ini ke gereja," kata Ano.

Dua ledakan bom terjadi di gereja di Jolo, Provinsi Sulu, Filipina saat digelarnya misa, pada Minggu (27/1/2019).

Insiden tersebut menewaskan sebanyak 22 orang dan melukai setidaknya 100 orang lainnya.

Baca juga: Polisi Cari Pria Pemandu Suami Istri Diduga asal Indonesia Pelaku Bom Bunuh Diri di Filipina

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com