CARACAS, KOMPAS.com - Presiden Venezuela Nicolas Maduro menuduh Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump memerintahkan pembunuhan terhadapnya.
Pernyataan tersebut dia lontarkan saat diwawancarai harian Rusia RIA Novosti, sebagaimana diwartakan Reuters Rabu (30/1/2019).
Baca juga: Maduro Siap Duduk Semeja dan Bernegosiasi dengan Oposisi Venezuela
Menghadapi tantangan terbesar selama enam tahun pemerintahannya, Maduro mengklaim militernya masih menyatakan kesetiaan kepadanya.
"Tidak diragukan lagi, Trump telah meminta pemerintah Kolombia dan mafia untuk membunuh saya," tuduh presiden berusia 56 tahun tersebut.
Meski kritikus menyebut Maduro tengah memainkan tuduhan lama, terdapat spekulasi rencana militer setelah sebuah catatan dibawa Penasihat Keamanan Nasional AS John Bolton.
Dalam catatan di sebuah kertas kuning yang diabadikan jepretan kamera, terdapat tulisan "5.000 pasukan menuju Kolombia" yang ditulis Bolton.
"Jika sesuatu terjadi pada saya suatu hari nanti, Trump dan Presiden Kolombia Ivan Duque-lah yang bertanggung jawab," cetusnya.
Meski secara vokal menentang Maduro dengan menyebutnya sebagai diktator, baik Washington maupun Bogota membantah merencanakan plot pembunuhan kepadanya.
Dikutip oleh Russian Today, Maduro menyatakan dia sebenarnya sudah berulang kali berusaha untuk menghubungi Trump secara pribadi.
"Selama beberapa tahun ini, saya mencoba membangun dialog. Namun Bolton mencegah Trump. Saya punya informasi yang tidak ingin diketahui Trump," katanya.
Meski begitu, Maduro mengklaim dia merasa tenang karena mempunyai dinas intelijen yang bagus, dan dilindungi rakyat Venezuela.
Pemerintahan Maduro saat ini menghadapi tantangan setelah pemimpin oposisi Juan Guaido mendeklaraiskan diri sebagai presiden sementara.
Deklarasi itu mendapat dukungan dari AS, negara Barat seperti Australia dan Kanada, serta negara Amerika Latin seperti Brasil.
Baca juga: Trump Pertimbangkan Opsi Militer ke Venezuela untuk Gulingkan Maduro
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.