Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 30/01/2019, 19:26 WIB
Ervan Hardoko

Penulis

BANGKOK, KOMPAS.com - Sebanyak 437 sekolah di Bangkok, Thailand tak beroperasi pada Rabu (30/1/2019) karena polusi asap di kota itu semakin parah.

Para pejabat setempat mengatakan, polusi sudah melampaui batas yang ditetapkan di 39 wilayah berbeda. Sehingga Gubernur Bangkok Aswin Kwanmuang meperingatkan, anak-anak bisa terdampak.

Konsentrasi partikel berbahaya yang dikenaldengan PM2,5 meningkat pada akhir Desember lalu dan terus meningkat di atas ambang batas aman yang ditetapkan WHO yaitu 50 mikrogram per meter kubik.

Baca juga: Polusi Udara di China Bikin Mood Jelek, Ini Buktinya

Setelah sempat membaik di akhir pekan, kualitas udara Bangkok pada Rabu mencapai angka 200 pada Indeks Kualitas Udara.

Artinya udara ibu kota Thailand itu membahayakan kesehatan seluruh masyarakat.

Warga kota semakin kesulitan mengatasi masalah polusi ini hingga angin, yang pada Januari dan Februari embusannya amat pelan, bertiup kembali di kota itu.

Pengendara sepeda motor Thodsaphon Thippawan mengaku kesulitan bernapas dalam beberapa hari terakhir.

"Saya harus mengenakan masker agar bisa bernapas," kata Thippawan sambil memamerkan masker berkatup ang dibelinya dengan harga sekitar Rp 45.000.

Sementara itu, Direktur Greenpeace Thailand, Tara Buakamsri mengatakan, kondiai ini akan bertahan hingga akhir Februari.

"Kondisi akan lebih buruk sebagai hasil fenomena El Nino yang akan datang dalam waktu dekat," ujar Tara.

El Nino adalah fenomena cuaca dengan ciri suhu hangat yang tak lazim dan curah hujan yang minim.

Badan PBB Organisasi Meteorologi Dunia (WMO) memperkirakan fenomena El Nino ini akan terjadi pada akhir Februari nanti.

Sementara itu, menurut harian The Bangkok Post, pemerintah mempertimbangkan penggunaan drone untuk menyemprotkan air untuk mengurangi partikel debu.

Direktur Istitur Tekknologi Pertahanan Preecha Pradapmuk mengatakan 12 buah drone disediakan pihak swasta dan organisasi pemerintah untuk melakukan misi uji coba di beberapa lokasi Bangkok.

Di sana ke-12 drone itu akan terbang di ketinggian 24 meter dan menyemprotkan air selama 30-40 menit.

Penyemprotan air ini dilakukan untuk mengurangi konsentrasi PM2,5 sebesar 10 mikrogram per meter kubik.

Pemerintah juga memeprtimbangkan untuk menggunakan hujan buatan tetapi para pakar mempertanyakan efektivitas cara ini.

Baca juga: Lawan Polusi Udara, Militer China Kerahkan 60.000 Tentara Tanam Pohon

"Hujan buatan tak akan berhasil, karena kondisi meteorologinya tidak bagus. Cuaca terlalu kering," kata Sonthi Kotchawat, seorang pakar kesehatan lingkungan independen.

Menurut Departemen Pengendali Polusi, sepeti dikabarkan The Bangkok Post, penyebab polusi udara ini adalah kendaraan bermesin disel, pembakaran luar ruangan, industri berat, dan pembangkit listrik.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Video rekomendasi
Video lainnya


Rekomendasi untuk anda
28th

Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!

Syarat & Ketentuan
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi akun KG Media ID

Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.

Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.

Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com