Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Intelijen AS Yakin Korea Utara Tak Akan Lucuti Semua Senjata Nuklir

Kompas.com - 30/01/2019, 11:12 WIB
Veronika Yasinta

Penulis

WASHINGTON DC, KOMPAS.com - Korea Utara tidak mungkin akan melucuti senjata nuklir secara penuh, terlepas adanya harapan dari pemerintah Amerika Serikat agar Semenanjung Korea bebas nuklir.

Demikian laporan dari Direktur Intelijen Nasional AS Dan Coats, Selasa (29/1/2019), seperti diwartakan AFP.

"Kami terus menilai, Korea Utara tidak mungkin menyeragkan semua senjata nuklirnya dan kemampuan produksinya," katanya kepada Kongres.

Baca juga: Media Korea Utara Desak Korsel Hentikan Agenda Latihan Militer

Prediksi itu tetap berlaku meski ada upaya negosiasi untuk denuklirisasi parsial antara Korea Utara dan AS.

Perkiraan tersebut tertuang dalam laporan tahunan Worldwide Threat Assessment, yang berisi tentang ancaman terhadap AS dan disusun oleh seluruh intelijen.

Laporan itu juga menyebutkan, Korea Utara memandang kemampuan senjata nuklir sebagai hal penting untuk kelangsungan rezim berkuasa.

"Korea Utara akan melanjutkan upayanya mengurangi dampak dari seruan tekanan yang dipimpin AS," ucapnya.

Namun, Coats mengakui jika negara itu telah menghentikan perilaku provokatif dengan menahan diri dari uji coba rudal dan nuklir selama lebih dari setahun.

"Kim Jong Un terus menunjukkan keterbukaan terhadap denuklirisasi Semenanjung Korea," ujarnya, seperti dilaporkan USA Today.

Seperti diketahui, Trump berencana menggelar KTT kedua dengan Kim Jong Un pada bulan depan. Tanggal dan lokasi spesifik belum diungkapkan.

Pertemuan pertama mereka di Singapura pada 2018 dipuji sebagai terobosan dalam hubungan kedua negara. Namun, para kritikus menyebut KTT itu belum menghasilkan banyak kemajuan nyata.

Baca juga: Citra Satelit Ungkap Proyek Resor di Pantai Korea Utara Hampir Rampung

Diwartakan BBC, laporan Worldwide Threat Assesment juga menyebutkan bahwa Iran tidak membuat senjata nuklir.

Meski demikian, ambisi penguasaan regional dan peningkatan kemampuan militer negara itu kemungkinan akan mengancam kepentingan AS pada masa mendatang.

Selain itu, ada ancaman dunia maya dari China dan Rusia yang semakin mengkhawatirkan. Kedua negara tersebut kemungkinan berupaya memengaruhi pemilu presiden AS 2020.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com