WASHINGTON DC, KOMPAS.com - Presiden Amerika Serikat Donald Trump selama ini menganggap pemanasan global sebagai "tipuan" yang dibuat oleh China.
Hal itu membuatnya untuk mengambil keputusan AS keluar dari Perjanjian Paris soal iklim.
Pada Senin (29/1/2019) malam, Trump mengulangi lelucon yang sering dia lakukan selama berlangsungnya musim dingin, yang kini mencapai rekor tertinggi di Midwest.
Baca juga: Trump Pertimbangkan Opsi Militer ke Venezuela untuk Gulingkan Maduro
"Di Midwest yang indah, suhu angin dingin mencapai minus 60 derajat, suhu terdingin yang pernah tercatat," kicaunya di Twitter.
"Dalam beberapa hari mendatang diperkirakan akan semakin dingin. Masyarakat tidak dapat bertahan di luar, bahkan haya untuk beberapa menit," lanjutnya.
"Apa yang terjadi dengan Global Waming? Tolong cepat kembali, kami membutuhkanmu," imbuhnya.
In the beautiful Midwest, windchill temperatures are reaching minus 60 degrees, the coldest ever recorded. In coming days, expected to get even colder. People can’t last outside even for minutes. What the hell is going on with Global Waming? Please come back fast, we need you!
— Donald J. Trump (@realDonaldTrump) 29 Januari 2019
Trump sedikit typo dalam mengetik Global Warming dalam pernyataanya di Twitter itu.
Melansir dari RT, kicauan pria berusia 72 tahun itu langsung diserbu oleh para kritikus yang menganggapnya tidak mengetahui perbedaan antara iklim dan cuaca.
If you cared about facts, you would know that climate change doesn’t only cause temperatures to increase. Climate change causes both cold and hot extremes.
— Ed Krassenstein (@EdKrassen) 29 Januari 2019
Winter storms don't prove that global warming isn't happening. https://t.co/LDqfq4JH9n pic.twitter.com/ndmLD637Cb
— NOAA Climate.gov (@NOAAClimate) 29 Januari 2019
Sebagai informasi, pemanasan global merupakan istilah digunakan untuk merujuk pada kenaikan suhu rata-rata di seluruh dunia secara bertahap.
Baca juga: Selama Shutdown, Karyawan Klub Golf Milik Trump Mendadak Dipecat
Menurut ilmuwan, pemanasan global dikaitkan dengan faktor-faktor yang dihasilkan manusia seperti emisi rumah kaca.
Sementara istilah perubahan iklim global kini lebih banyak digunakan untuk menggambarkan fenomena cuaca ekstrem, seperti cuaca terpanas di Australia atau musim dingin ekstrem di AS.
Namun masalah ini justru dipolitisasi di sejumlah negara, termasuk AS, di mana beberapa anggota Partai Republik meragukan perubahan iklim disebabkan oleh manusia.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.