Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Duterte: Insiden Ledakan di Gereja Katolik adalah Bom Bunuh Diri

Kompas.com - 29/01/2019, 21:15 WIB
Ardi Priyatno Utomo

Penulis

MANILA, KOMPAS.com - Presiden Filipina Rodrigo Duterte menyatakan insiden ledakan yang terjadi Gereja Katolik Minggu (27/1/2019) merupakan bom bunuh diri.

Dalam konferensi pers di Manila, Duterte menuturkan pelaku yang beraksi di Katedral Our Lady of Mt Carmel di Jolo merupakan pasangan suami istri.

Dilansir Rappler Selasa 929/1/2019), presiden berjuluk The Punisher itu menuturkan dia mendapat informasi tersebut dari badan intelijen.

Baca juga: Tim Investigasi Sebut Pelaku Peledakan Katedral di Filipina Bukan ISIS

"Entah dia sedang melintas kemudian meledakkan diri. Masalahnya adalah yang perempuan dilaporkan mengenakan salib di dada," terang Duterte.

Sementara sumber intelijen mengungkapkan, ada pasangan asing yang terlihat di kamp pelatihan Abu Sayyaf empat hari sebelum ledakan terjadi.

Mantan Wali Kota Davao itu kemudian membeberkan kronologi demikian: pelaku perempuan masuk ke gereja ketika misa dilangsungkan pukul 08.00 waktu setempat.

Karena dia adalah perempuan, bagian keamanan tidak menaruh curiga sedikit pun. Dia kemudian meledakkan diri di tengah misa.

Sementara suaminya berada di luar gereja. Karena itu, aparat tidak melakukan penggeledahan, dan membuatnya leluasa menjalankan aksinya.

Al Jazeera melaporkan, pernyataan Duterte itu berbeda dengan laporan militer bahwa pelaku menaruh tas berisi bom sebelum melarikan diri.

Duterte menjelaskan bisa jadi si pelaku meledakkan bom dari jauh. "Namun saksi mata berkata sebaliknya. Mungkin mereka punya sistem penopang," paparnya.

Dia menyalahkan Abu Sayyaf, kelompok yang berhubungan dengan Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) sebagai dalang peledakan tersebut.

Dalam keterangan yang dirilis istana kepresidenan, Duterte telah memerintahkan untuk "menghancurkan" Abu Sayyaf dengan cara apapun.

Militer kemudian meminta warga Jolo untuk memberi informasi terkait pelaku serangan yang telah menewaskan 21 orang dan melukai 111 orang itu.

Baca juga: ISIS Klaim Serangan Bom yang Guncang Katedral di Filipina

"Jika Anda melihat seseorang berbuat salah, Anda harus segera menyerahkannya kepada otoritas berwajib," kata Kolonel Gerry Besana, juru bicara militer setempat.

Kepala Kantor Hubungan Publik Militer Kolonel Noel Detoyato berujar, mereka mencari total enam pelaku, termasuk terduga pelaku perempuan.

Militer merilis salah satu pelaku yang mengenakan jaket biru-hijau diidentifikasi bernama alias Kamah. Dia adalah saudara pimpinan Abu Sayyaf Surakah Ingog.

Lebih lanjut, Menteri Pertahanan Delfin Lorenzana mengungkapkan pihaknya menerima laporan intelijen tentang peluang serangan bom di Jolo dan area sekitar sejak Agustus 2018.

Sejak saat itu, katedral dijaga penuh 24 jam oleh pasukan. "Namun kami tak tahu bagaimana pelaku bisa masuk karena prajurit yang berjaga sudah tewas," ucapnya.

Baca juga: Duterte Sangat Murka atas Ledakan Bom di Gereja Filipina

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com