Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Biografi Tokoh Dunia: Douglas MacArthur, Komandan Tertinggi di PD II

Kompas.com - 28/01/2019, 23:05 WIB
Ardi Priyatno Utomo

Penulis

2. Perang Dunia I dan Sesudahnya
Ketika P I berkecamuk, MacArthur dipromosikan sebagai Mayor dan ditempatkan di unit administrasi dan intelijen yang termasuk pos penting.

Namun ketika AS mendeklrasikan perang terhadap Jerman, militer segera membentuk Divisi Ke-42, atau Divisi Pelangi, segera dibentuk.

Dia mendapat struktur di komando dengan pangkat Kolonel. Pada 1918, dia berpartisipasi dalam sejumlah front pertempuran.

Baca juga: Biografi Tokoh Dunia: Hideki Tojo, PM Jepang Era Perang Dunia II

Antara lain di St Mihiel, Meuse-Argonee, dan Sedan di mana dia berulang kali menyebut dirinya sebagai pemimpin militer yang cakap.

Setelah kembali dari Eropa, MacArthur menjabat sebagai Pengawas West Point selama tiga tahun, dan pangkatnya dinaikkan menjadi Brigadir Jenderal.

Pada dekade 1920, dia kembali memegang berbagai pos militer serta pernah bertugas sebagai Ketua Komite Olimpiade AS.

Pada 1930, pangkatnya menjadi Jenderal penuh serta dilantik sebagai Kepala Staf AD. Selama beberapa tahun, dia bertugas mempertahankan performa militer.

Apalagi, Negeri "Uncle Sam" kala itu tengah dilanda Depresi Hebat. Saat itu, dia juga mulai menyuarakan bahaya Komunis.

Pada 1935, Presiden Franklin D Roosevelt menunjuk MacArthur sebagai penasihat militernya di Filipina dan mengirimnya ke sana untuk membantu pembentukan militer.

3. Perang Dunia II
Pada 26 Juli 1941, Presiden Roosevelt memanggil kembali MacArthur untuk bertugas dengan memberikan pangkat Mayor Jenderal saat Perang Dunia II terjadi.

Dia menjadi komandan Pasukan AD AS di Timur Jauh (USAFFE). Keesokan harinya dia menerima pangkat Letnan Jenderal, dan Jenderal pada 20 Desember 1941.

Baca juga: Ketika Sinterklas Berlutut di Hadapan Veteran Perang Dunia II

Pada 7 Desember 1941, Jepang menyerang pangkalan AS di Pearl Harbor, Hawaii. Kepala Staf AD George Marshall memerintahkan MacArthur segera melaksanakan rencana Rainbow Five.

Namun, rencana itu tak dijalankan. Jepang kemudian mengirim armadanya untuk menginvasi Filipina pada Februari 1942.

Oleh Presiden Roosevelt, MacArthur diperintahkan untuk menyingkir ke Australia. Dia bersama keluarganya kemudian berangkat pada 12 Maret 1942.

"Saya datang dan saya akan kembali" merupakan pidato yang dibuat di stasiun Terowie di Australia Selatan, dan menjadi pidato terkenalnya.

Pada 18 April 1942, dia menjadi Komandan Tertinggi Sekutu di Front Pasifik Barat Daya (SWPA), dan segera menyusun rencana penyerangan.

Dia meluncurkan serangan yang kemudian membuat Jepang terdesak. Selama masa itu, MacArthur kerap mengkritik keputusan atasan untuk fokus kepada front Eropa daripada Pasifik.

Pada 1945 di akhir Perang Dunia II, Presiden Harry S Truman mengangkat MacArthur sebagai Komandan Tertinggi Sekutu saat pendudukan Jepang.

Dia bertugas mengawasi penyerahan formal Jepang dan selama enam tahun berikutnya, memimpin pasukan pendudukan dan mengawasi pemulihan Jepang.

Baca juga: George HW Bush: Dari Pilot Perang Dunia II hingga Jadi Presiden AS

Halaman:
Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com