Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Membedah Mitos Ledakan Pesawat Luar Angkasa Challenger pada 33 Tahun Silam

Kompas.com - 28/01/2019, 19:07 WIB
Retia Kartika Dewi,
Bayu Galih

Tim Redaksi

2. Awak meninggal seketika

Dikabarkan juga bahwa ketujuh kru yang berada dalam pesawat meninggal seketika pada tragedi 28 Januari 1986 itu.

Menurut Neal, para kru tidak langsung meninggal ketika pesawat ulang-alik terbelah.

Penyebab pasti kematian belum diketahui secara pasti. Namun, banyak ahli yang berpendapat bahwa ada kemungkinan para astronot dan dua payload specialist (orang yang mendapat pelatihan) di dalamnya masih hidup sampai kabin menghantam Samudra Atlantik dengan kecepatan sekitar 321 km/jam.

"Mereka masih terikat di kursi ketika mereka ditemukan.Kemungkinan bahwa kru kehilangan kesadaran karena kehilangan tekanan modul kru dalam penerbangan," ujar Neal.

3. Ditonton jutaan orang secara langsung

Sehari setelah tragedi meledaknya pesawat Challenger, media secara terus-menerus memberitakan dan menampilkan rekaman kecelakaan Challenger di jaringan televisi.

Menurut Neal, beberapa orang percaya bahwa peristiwa itu disiarkan secara langsung di televisi. Padahal, ada kemungkinan mereka melihat tayangan ulang dari peristiwa kecelakaan tersebut.

Sebagian besar jaringan televisi utama tidak menyiarkan secara langsung karena kecelakaan terjadi pukul 11.39 siang, saat orang-orang sedang bekerja.

Beberapa orang yang mengetahui peristiwa Challenger secara langsung terbilang cukup sedikit.

Ini disebabkan orang yang bisa menyaksikan siaran langsung hanya melalui parabola di saluran NASA, yang merupakan teknologi yang relatif sedikit dimiliki seseorang kala itu.

Baca juga: Bola Sepak yang Selamat dari Tragedi Challenger Kembali ke Orbit

4. Kecelakaan disebabkan cuaca dingin

Dilaporkan juga bahwa salah satu penyebab kecelakaan pesawat Challenger, yakni cuaca dingin yang menyebabkan kegagalan O-Ring untuk menyegel sambungan solid rocket booster atau SRB joint.

Selain itu, cuaca dingin juga disebut sebagai penyebab kecelakaan akibat ditemukannya es yang menggantung dari menara peluncuran pesawat Challenger.

Namun, menurut investigasi dari petugas NASA, beberapa tahun kemudian diketahui bahwa penyebab utama kecelakaan adalah kebocoran pada SRB joint yang menyebabkan gas superpanas keluar dan membakar roket, sekaligus menyebabkan kehancuran badan pesawat.

5. Kursi pelontar

Mitos kecelakaan Challenger lainnya, yakni tidak adanya kursi pelontar dalam pesawat. Setelah tragedi itu, dikabarkan bahwa NASA langsung memesan kursi pelontar untuk dipasang pada pesawat luar angkasa.

Faktanya, kursi pelontar tidak akan menyelamatkan semua astronot di pesawat Challanger. Adanya kursi pelontar justru dinilai akan membahayakan awak pesawat.

Kursi pelontar berat dan tidak praktis, apalagi efek lontar yang menyerupai kembang api akan membahayakan awak pesawat Challenger.

Menurut Valerie Neal, kursi lontar hanya akan dipasang untuk komandan dan kopilot saja.

Selain itu, pasca-tragedi, NASA mengharuskan pesawat ulang-alik dilengkapi dengan sistem bail-out yang bisa digunkana saat keadaan darurat.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com