Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Membedah Mitos Ledakan Pesawat Luar Angkasa Challenger pada 33 Tahun Silam

Kompas.com - 28/01/2019, 19:07 WIB
Retia Kartika Dewi,
Bayu Galih

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Tepat hari ini 33 tahun lalu, 28 Januari 1986, roket yang membawa pesawat luar angkasa Challenger meledak 73 detik sejak diluncurkan. Ledakan ini menewaskan tujuh orang awak pesawat.

Ketujuh orang tersebut, antara lain Francis "Dick" Scobee (komandan), Michael J Smith (pilot), Ronald McNair (astronot), Judith Resnik (astronot), Ellison Onizuka (astronot), Gregory Jarvis (payload specialist, perwakilan Hughes Space and Communications), dan Sharon Christa McAuliffe.

Gagalnya peluncuran Challenger ini juga menyebabkan Christa McAuliffe batal menjadi orang sipil pertama yang menjelajahi luar angkasa.

Saat itu, Christa terbang ke luar angkasa sebagai bagian dari program "Teacher in Space" yang diusulkan Presiden Amerika Serikat saat itu Ronald Reagen.

Peristiwa tersebut masih terbayang dalam ingatan rakyat Amerika Serikat, karena program Guru di Luar Angkasa diharapkan tak hanya mencetak sejarah, tapi juga menjadi inspirasi para murid.

Namun, ada sejumlah mitos yang perlu diungkap terkait ledakan pesawat Challenger pada 1986 silam. Berikut lima mitos di antaranya, dilansir dari National Geographic:

1. Pesawat meledak

Salah satu ingatan yang ada di benak banyak orang adalah pesawat Challenger meledak setelah diluncurkan dari Kennedy Space Center di Cape Canaveral, Florida.

Namun, pesawat itu ternyata disebut tidak meledak. Kenyataan ini mungkin mengejutkan bagi orang yang melihat bahwa pesawat luar angkasa itu seperti hancur berkeping-keping.

"Menurut saya, asal mula mitos itu adalah pesawat itu tampak seperti meledak, dan media menyebutnya ledakan," ujar kurator National Air and Space Museum di Washington, Valerie Neal.

Sebelumnya, humas NASA saat peristiwa itu terjadi, Steve Nesbitt menyatakan bahwa pesawat itu meledak di angkasa.

Baca juga: 28 Januari 1986 Challenger Meledak, Guru Pertama dalam Misi Luar Angkasa Tewas

Hasil penyelidikan yangd dilakukan komite khusus memang tak sesederhana pernyataan Valerie Neal.

Hasil investigasi menyebutkan bahwa terdapat keruntuhan pada tangki bahan bakar eksternal pesawat. Ini menyebabkan lepasnya semua hidrogen cair dan propelan oksigen cair.

Saat bahan kimia bercampur, maka terciptalah bola api besar di angkasa. Saat itu pesawat masih menempel pada roket, namun menjadi tak stabil.

"Pengorbit pesawat tetap berusaha untuk berada di jalur, namun beberapa kru merasakan ada sesuatu yang tidak beres di bawah," ujar Neal.

Setelah itu, pesawat melesat dengan ekor dan bagian mesin utama patah. Kedua sayap pesawat juga patah. Sedangkan kabin pesawat terpisah, terlontar hingga jatuh dan menabrak Samudra Atlantik.

Halaman:
Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com