KOMPAS.com - Tepat hari ini 33 tahun lalu, 28 Januari 1986, roket yang membawa pesawat luar angkasa Challenger meledak 73 detik sejak diluncurkan. Ledakan ini menewaskan tujuh orang awak pesawat.
Ketujuh orang tersebut, antara lain Francis "Dick" Scobee (komandan), Michael J Smith (pilot), Ronald McNair (astronot), Judith Resnik (astronot), Ellison Onizuka (astronot), Gregory Jarvis (payload specialist, perwakilan Hughes Space and Communications), dan Sharon Christa McAuliffe.
Gagalnya peluncuran Challenger ini juga menyebabkan Christa McAuliffe batal menjadi orang sipil pertama yang menjelajahi luar angkasa.
Saat itu, Christa terbang ke luar angkasa sebagai bagian dari program "Teacher in Space" yang diusulkan Presiden Amerika Serikat saat itu Ronald Reagen.
Peristiwa tersebut masih terbayang dalam ingatan rakyat Amerika Serikat, karena program Guru di Luar Angkasa diharapkan tak hanya mencetak sejarah, tapi juga menjadi inspirasi para murid.
Namun, ada sejumlah mitos yang perlu diungkap terkait ledakan pesawat Challenger pada 1986 silam. Berikut lima mitos di antaranya, dilansir dari National Geographic:
Salah satu ingatan yang ada di benak banyak orang adalah pesawat Challenger meledak setelah diluncurkan dari Kennedy Space Center di Cape Canaveral, Florida.
Namun, pesawat itu ternyata disebut tidak meledak. Kenyataan ini mungkin mengejutkan bagi orang yang melihat bahwa pesawat luar angkasa itu seperti hancur berkeping-keping.
"Menurut saya, asal mula mitos itu adalah pesawat itu tampak seperti meledak, dan media menyebutnya ledakan," ujar kurator National Air and Space Museum di Washington, Valerie Neal.
Sebelumnya, humas NASA saat peristiwa itu terjadi, Steve Nesbitt menyatakan bahwa pesawat itu meledak di angkasa.
Baca juga: 28 Januari 1986 Challenger Meledak, Guru Pertama dalam Misi Luar Angkasa Tewas
Tulis komentar dengan menyertakan tagar #JernihBerkomentar dan #MelihatHarapan di kolom komentar artikel Kompas.com. Menangkan E-Voucher senilai Jutaan Rupiah dan 1 unit Smartphone.
Syarat & Ketentuan