Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengapa Mesir Merestorasi Peninggalan Kuno Yahudi di Negeri Itu?

Kompas.com - 28/01/2019, 12:15 WIB
Ervan Hardoko

Penulis

Sumber Al Arabiya

KAIRO, KOMPAS.com - Pada September 2017, Presiden Mesir Abdel Fattah al-Sisi mengucurkan anggaran sebesar 17 juta dollar AS atau sekitar Rp 238 miliar.

Uang sebesar itu digunakan untuk merestorasi berbagai situs kuno Yahudi di berbagai lokasi di negeri itu.

Langkah ini mendapat reaksi beragam. Sebagian kalangan melihat keputusan ini sudah tepat karena pemerintah akhirnya mengakui bagian penting dalam kebudayaan Mesir.

Di sisi lain, sejumlah kalangan amat skeptis dan mempertanyakan motif serta waktu pengucuran dana atau sekadar memprotes besarnya uang yang dianggarkan.

Baca juga: Masjid Terbakar, Warga Yahudi Pinjamkan Sinagoga untuk Umat Islam

Pada Desember di tahun yang sama, Kementerian Purbakala Mesir menyatakan, situs-situs kuno Yahudi juga menjadi prioritas bersama situs-situs masa Firaun, Romawi, Koptik, dan Islam.

Setahun kemudian, kementerian yang sama mengumumkan pendaftaran 500 artefak Yahudi kuno yang dikumpulkan dari berbagai sinagoga di Mesir.

Magda Haroun, ketua komunitas Yahudi di Mesir, menyambut baik keseriusan pemerintah dalam melestarikan peninggalan sejarah Yahudi.

Dia mengatakan, pendaftaran berbagai artefak Yahudi kuno amat penting karena melindungi benda-benda bersejarah itu dari kerusakan dan pencurian.

Haroun menambhkn, proyek ini jug diharapkan bisa memberikn lebih banyak keuntungan bagi masyarakat di masa depan.

"Kini kami sedang berdiskusi dengan Kementerian Kebudayaan untuk mengubah beberapa sinagoga Yahudi sebagai pusat budaya dan kami juga berencana untuk merestorasi beberapa makam Yahudi," ujar Haroun.

"Di masa lalu kami menghadapi banyak tantangan dan minimnya pemahaman terkait peninggalan Yahudi kuno. Kini tantangan itu hilang di level pemerintah dan publik," tambah dia.

Pada Desember 2018, untuk pertama kalinya Haroun mengundang umat Kriste dan Islam Mesir hadir di sinagoga Sha'ar Hashamayim (Gerbang Surga) di pusat kota Kairo untuk merayakan Hanukkah.

Baca juga: Sekolah Yahudi di Tunisia Jadi Sasaran Pelemparan Bom Molotov

"Kami memiliki peninggalan sejarah yang amat kaya dan saya tidak khawatir karena generasi muda Mesir akan merawatnya," kata Haroun dalam pidatonya di acara tersebut.

Sementara itu, jurnalis Israel Ariel Ben Solomon berpendapat, restorasi peninggalan sejarah Yahudi itu lebih merupakan langkah politik ketimbang kebudayaann.

Dia menggambarkan Presiden Al-Sisi "bekerja berdasarkan situasi politik nyata", di mana Mesir juga bekerja sama dengan Israel dalam hal pertahanan dan intelijen.

Sedangkan analis politik dri Institut Kebijakan Timur Dekat di Washington, Haisam Hassanein mengatakan, ada tiga motif di balik langkah restorasi peninggalan Yahudi di Mesir.

Pertama adalah meningkatkan hubungan dengan Amerika Serikat.

"Pemerintah melihat warga dan organisasi Yahudi Amerika dalah pintu masuk ke kebijakan pemerintah AS, yang dianggap bersimpati terhadap masalah-masalah Yahudi," kata Hassanein.

Kedua, pemerintah Mesir berharap restorasi situs-situs kuno Yahudi bisa mendatangkan wisatawan Yahudi dari berbagai negara di dunia.

Alasan ketiga adalah, memoles citra Mesir sebagai negara moderat yang diyakini Hassanein juga akan mengangkat citra Presiden Al-Sisi.

Meski demikian, tetap saja jumlah uang yang cukup besar dialokasikan untuk masalah ini menjadi sumber utama kontroversi.

Arsitek kenamaan Mesir, Mamdouh Hamza mengatakan, restorasi berbagai situs kuno Yahudi adalah langkah positif.

Namun, fakta bahwa pemerintah Mesir mengucurkan biaya yang amat besar, tak bisa dipahami Mamdouh Hamza.

Baca juga: Sekilas Neturei Karta, Sekte Yahudi Ortodoks Anti-Israel dan Zionisme

Abdel Rahim Rihan, dirjen studi arkeologi di Sinai dan kawasan Delta di Kementerian Purbakala Mesir, meminta agar restorasi situs-situs Yahudi ini tidak dikaitkan dengan masalah politik.

Langkah ini, ujar Abdel Rahim, sebaiknya dilihat sebagai sarana untuk menjembatani kesenjangan budaya dan mencapai perdamaian bersama.


Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com