Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengapa Mesir Merestorasi Peninggalan Kuno Yahudi di Negeri Itu?

Kompas.com - 28/01/2019, 12:15 WIB
Ervan Hardoko

Penulis

Sumber Al Arabiya

Sedangkan analis politik dri Institut Kebijakan Timur Dekat di Washington, Haisam Hassanein mengatakan, ada tiga motif di balik langkah restorasi peninggalan Yahudi di Mesir.

Pertama adalah meningkatkan hubungan dengan Amerika Serikat.

"Pemerintah melihat warga dan organisasi Yahudi Amerika dalah pintu masuk ke kebijakan pemerintah AS, yang dianggap bersimpati terhadap masalah-masalah Yahudi," kata Hassanein.

Kedua, pemerintah Mesir berharap restorasi situs-situs kuno Yahudi bisa mendatangkan wisatawan Yahudi dari berbagai negara di dunia.

Alasan ketiga adalah, memoles citra Mesir sebagai negara moderat yang diyakini Hassanein juga akan mengangkat citra Presiden Al-Sisi.

Meski demikian, tetap saja jumlah uang yang cukup besar dialokasikan untuk masalah ini menjadi sumber utama kontroversi.

Arsitek kenamaan Mesir, Mamdouh Hamza mengatakan, restorasi berbagai situs kuno Yahudi adalah langkah positif.

Namun, fakta bahwa pemerintah Mesir mengucurkan biaya yang amat besar, tak bisa dipahami Mamdouh Hamza.

Baca juga: Sekilas Neturei Karta, Sekte Yahudi Ortodoks Anti-Israel dan Zionisme

Abdel Rahim Rihan, dirjen studi arkeologi di Sinai dan kawasan Delta di Kementerian Purbakala Mesir, meminta agar restorasi situs-situs Yahudi ini tidak dikaitkan dengan masalah politik.

Langkah ini, ujar Abdel Rahim, sebaiknya dilihat sebagai sarana untuk menjembatani kesenjangan budaya dan mencapai perdamaian bersama.


Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Sumber Al Arabiya
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com