Sedangkan analis politik dri Institut Kebijakan Timur Dekat di Washington, Haisam Hassanein mengatakan, ada tiga motif di balik langkah restorasi peninggalan Yahudi di Mesir.
Pertama adalah meningkatkan hubungan dengan Amerika Serikat.
"Pemerintah melihat warga dan organisasi Yahudi Amerika dalah pintu masuk ke kebijakan pemerintah AS, yang dianggap bersimpati terhadap masalah-masalah Yahudi," kata Hassanein.
Kedua, pemerintah Mesir berharap restorasi situs-situs kuno Yahudi bisa mendatangkan wisatawan Yahudi dari berbagai negara di dunia.
Alasan ketiga adalah, memoles citra Mesir sebagai negara moderat yang diyakini Hassanein juga akan mengangkat citra Presiden Al-Sisi.
Meski demikian, tetap saja jumlah uang yang cukup besar dialokasikan untuk masalah ini menjadi sumber utama kontroversi.
Arsitek kenamaan Mesir, Mamdouh Hamza mengatakan, restorasi berbagai situs kuno Yahudi adalah langkah positif.
Namun, fakta bahwa pemerintah Mesir mengucurkan biaya yang amat besar, tak bisa dipahami Mamdouh Hamza.
Baca juga: Sekilas Neturei Karta, Sekte Yahudi Ortodoks Anti-Israel dan Zionisme
Abdel Rahim Rihan, dirjen studi arkeologi di Sinai dan kawasan Delta di Kementerian Purbakala Mesir, meminta agar restorasi situs-situs Yahudi ini tidak dikaitkan dengan masalah politik.
Langkah ini, ujar Abdel Rahim, sebaiknya dilihat sebagai sarana untuk menjembatani kesenjangan budaya dan mencapai perdamaian bersama.