JOLO, KOMPAS.com - Kelompok Negara Islam di Irak dan Suriah (ISIS) mengklaim sebagai pelaku peledakan dua bom yang menyerang sebuah katedral di Filipina selatan.
Laporan AFP, Minggu (27/1/2019), menyebutkan sebanyak 18 orang dinyatakan tewas dalam serangan bom tersebut dan 83 orang lainnya mengalami luka-luka.
Di antara para korban, terdapat lima tentara, seorang angota penjaga pantai, dan 12 warga sipil.
Baca juga: Dua Ledakan Mengguncang Sebuah Katedral di Filipina, 17 Tewas
Ledakan pertama menghancurkan bangku-bangku, memecahkan jendela, dan meninggalkan jenazah korban di gereja Katolik yang terletak di Jolo itu.
Menurut SITE Intelligence Group, ISIS melalui pengumuman resmi mengklaim serangan tersebut dilakukan oleh dua pelaku bom bunuh diri.
Namun, laporan militer Filipina menyatakan bom kedua ditinggalkan di kotak utilitas pada sepeda motor di area parkir luar gereja.
"Kami akan mengejar pelaku kejam di balik kejahatan pengecut ini sampai ke ujung bumi," kata juru bicara kepresidenan Salvador Panelo.
"Hukum tidak akan memberi mereka belas kasihan," imbuhnya.
Scores have been killed and many more wounded in two bomb blasts at the Philippines' Jolo cathedral https://t.co/paEDz1h6t2 pic.twitter.com/1Y4pFyfWwo
— Al Jazeera English (@AJEnglish) 27 Januari 2019
Tragedi ini disebut sebagai serangan bom paling mematikan yan melanda Filipina selatan, yang menghadapi pemberontakan selama bertahun-tahun.
Kelompok pemberontak di wilayah itu masih menjadi ancaman meski ada langkah baru menuju perdamaian.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.