Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bendungan Tambang Runtuh di Brasil, 150 Orang Dilaporkan Hilang

Kompas.com - 26/01/2019, 10:37 WIB
Veronika Yasinta

Penulis

Sumber AFP

BRUMADINHO, KOMPAS.com - Sebuah bendungan di pertambangan bijih besi dekat kota Belo Horizonte, Brasil, runtuh menyebabkan sekitar 150 orang, Jumar (27/1/2019).

Diwartakan AFP, tim penyelamat kini berupaya menemukan korban yang hilang, sementara 7 jenazah telah diambil dari lokasi kejadian.

Insiden ini berawal ketika semburan lumpur menembus bendungan yang tidak lagi digunakan oleh tambang yang terletak di negara bagian Minas Gerias.

Baca juga: Warga Brasil Tanpa Catatan Kriminal Kini Lebih Mudah Peroleh Senjata

Tambang dimiliki oleh Vale, raksasa penambangan Brasil yang sebelumnya terlibat dalam peristiwa runtuhnya tambang pada 2015 dan memakan korban 18 jiwa.

Saham Vale anjlok begitu bendungan roboh pada Jumat lalu, merosot 8 persen dalam perdagangan saham di New York.

Gubernur Minas Gerais, Romeu Zema, mengatakan semua upaya dilakukan untuk menemukan korban selamat.

"Mulai sekarang, kemungkinannya kecil dan kemungkinan besar kita hanya menemukan jenazah," ucapnya.

Otoritas menyampaikan, ada sekitar 427 orang yang bekerja di tambang Vale saat bendungan itu runtuh. Dari jumlah itu, sebanyak 279 ditemukan dalam keadaan hidup.

Sementara sisanya tercatat masih hilang.

Aliran lumpur menuju kota

Aliran air berlumpur dari lokasi bendungan roboh mengalir menuju kota terdekat, Burmadinho. Ada 39.000 penduduk yang tinggal di kota tersebut.

Meski tidak langsung mengenai permukiman padat, namun lumpur menyebabkan jalanan tertutup, merusakkan lahan pertanian, merobohkan jembatan, dan menghancurkan beberapa rumah.

Laporan dari televisi menunjukkan, orang-orang ditarik keluar dari lumpur setinggi pinggang ke helikopter penyelamat.

Belasan helikopter dikerahkan untuk melakukan upaya penyelamatkan karena akses darat terputus dan sekitar 100 petugas pemadam kebakaran diterjunkan.

CEO Vale, Fabio Schavartsman, menyebut insiden itu sebagai tragedi kemanusiaan.

Baca juga: Maduro Sebut Presiden Baru Brasil Hitler Zaman Modern

"Kami berbicara tentang kemungkinan sejumlah besar korban. Kami tidak tahu berapa banyak, tapi yakin jumlahnya tinggi," ucapnya.

Dia menyatakan, bendungan yang tidak aktif itu memang dalam proses untuk benar-benar tidak dioperasikan, namun justru pecah sangat keras dan tiba-tiba.

Isi dari bendungan itu berupa tailing atau limbah dari tambang yang tercampur dengan air.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber AFP
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com