Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ribuan Umat Katolik Filipina Gelar Unjuk Rasa Menentang Duterte

Kompas.com - 25/01/2019, 11:07 WIB
Ervan Hardoko

Penulis

MANILA, KOMPAS.com - Ribuan umat Katolik dan denominasi Kristen lainnya di Filipina bersiap untuk mengggelar aksi unjuk rasa di pusat bisnis Malate, Jumat (25/1/2018).

Unjuk rasa digelar untuk memprotes Presiden Rodrigo Duterte yang sejak dilantik pada 2016 terus menerus menyerang Gereja Katolik dan perwakilannya.

Selama ini Gereja Katolik Filipina bersikap kritis terhadap perang melawan narkoba yang dikobarkan Duterte yang sejauh ini sudah menewaskan 5.000 orang.

Baca juga: Duterte Usulkan Usia Pelaku Kriminal Diturunkan Jadi 9 Tahun

Pada Juni lalu, Duterte menyebut Tuhan "bodoh" dalam pidato yang disiarkan televisi. Pernyataan itu langsung berbuah menurunnya popularitas Duterte.

Meski demikian, kemarahan rakyat tetap tak menghalangi Duterte menghasilkan berbagai retorika kontroversial.

Pada November tahun lalu, di kampung halamannya Davao City, dia menyarankan warga untuk tidak pergi ke gereja dan membayar "orang-orang bodoh itu", merujuk para rohaniwan Katolik.

Dan, pada Desember lalu, Duterte menyebut para uskup sebagai "orang bodoh tak berguna" dan mengatakan rakyat seharusnya "membunuh mereka".

Dalam wawancara dengan Al Jazeera pada 2016, Duterte (73) mengatakan, dia pernah dilecehkan secara seksual oleh seorang pastor Katolik, saat dia duduk di bangku SMA.


Lebih dari 80 persen penduduk Filipna memeluk agama Katolik. Sehingga wajar jika banyak orang merasa tersinggung dengan perkataan Duterte.

Mary John Mananzan, biarawati Benediktin yang pernah terlibat dalam perlawanan menentang diktator Ferdinand Marcos mengatakan, unjuk rasa ini disiapkan untuk membuat sebuah pernyataan.

"Saat presiden secara terbuka menyerukan agar publik menyerang para pemimpin gereja tanpa alasan, kami  harus memberikan pesan jelas bahwa hal itu tak bisa diterima," kata Mary John.

Perencanaan aksi ini sudah dimulai sejak 12 Januari lalu, berdasarkan usulan kelompok religius Promotion of Church People's Response.

"Perasaan terhina dan tidak puas di antara para rohaniwan dan umat mereka jauh lebih besar dari sebelumnya," kata Nardy Sabino, sekjen kelompok religius itu,

Nardy menambahkan, kematian tiga rohaniwan tahun lalu adalah dampak langsung dari dorongan presiden untuk melakukan kekerasan terhadap gereja.

Baca juga: Duterte Kembali Lontarkan Kecaman kepada Gereja Katolik

Para pelajar dari 200 sekolah yang tergabung dalam Asosiasi Pendidikan Katolik Filipina diperkirakan akan bergabung dalam aksi ini.

Salah satunya adaah Hannah Rondilla, mahasiswi dari Universitas Santo Tomas.

Dia menggambarkan pernyataan Duterte adalah peringatan bagi para pelajar untuk semakin menyerupai Yesus Kristis dan berani berkorban untuk menentang marginalisasi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com