Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Biografi Tokoh Dunia: Al Capone, Gangster Paling Dikenal di Amerika

Kompas.com - 24/01/2019, 23:44 WIB
Agni Vidya Perdana

Penulis

KOMPAS.com — Amerika di era awal 1900-an erat dengan tingkat kriminalitas tinggi dengan kelompok gangster yang menguasai bisnis ilegal.

Di antara nama-nama gangster ternama di AS, salah satu yang paling dikenal adalah Al Capone, yang selama bertahun-tahun menguasai dunia hitam di Chicago.

Pemilik nama asli Alphone Capone yang lahir pada 17 Januari 1899 di Brooklyn, New York, ini sejak muda telah akrab dengan dunia hitam dan kerasnya kehidupan jalanan di AS.

Kedua orangtua Capone adalah imigran yang datang ke Amerika Serikat dari Naples, Italia, pada 1893. Al, anak keempat dari sembilan bersaudara, lahir dan besar di Brooklyn.

Al hanya mengenyam pendidikan formal di sekolah hingga usia 14 tahun. Dia dikeluarkan saat duduk di bangku kelas enam karena memukul seorang guru.

Baca juga: Biografi Tokoh Dunia: John Edgar Hoover, Direktur Pertama FBI

Setelahnya, dia tidak melanjutkan sekolah dan memilih bekerja sambilan. Dia mengambil kerja sambilan di mana pun dirinya diterima, mulai dari toko permen, tempat bowling, bahkan menjadi buruh di pabrik amunisi.

Bergabung dalam Gangster

Selain bekerja, Al juga menghabiskan waktunya berkumpul dengan kelompok-kelompok anak berandalan. Dia diketahui pernah bergabung dengan geng South Brooklyn Rippers dan Forty Thieves Juniors.

Aktivitas mereka selain melakukan vandalisme juga melakukan kejahatan-kejahatan ringan, sebuah hal yang umum terjadi di lingkungan New York saat itu.

Pada masa-masa itu, Capone juga bergabung dengan geng James Street Boys, yang dijalankan oleh Johny Torrio, sosok pria yang kemudian akan menjadi mentor seumur hidupnya.

Saat usia 16 tahun, atas rekomendasi Torrio, Al bergabung dengan kelompok Five Points dan bekerja untuk calon mafia, Francesco Yale, yang juga rekan Torrio.

Al bekerja sebagai bartender di sebuah rumah bordil yang dikelola Yale di Harvard Inn.

Saat bekerja di Harvard Inn, Al berselisih dengan seorang berandalan muda bernama Frank Galluccio, yang kemudian melukai pipi kirinya menggunakan pisau cukur lipat.

Luka itu membekas dan membuat Al memiliki julukan "Scarface" atau "Si Muka Parut".

Baca juga: Biografi Tokoh Dunia: Augusto Pinochet, Presiden dan Diktator Chile

Penguasa Chicago

Waktu berlalu dan kehidupan Al semakin dekat dengan dunia kriminal. Hingga sebelum menginjak usia 21 tahun, dia terlibat dalam dua insiden kekerasan yang berujung pada kematian.

Al sempat berurusan dengan kepolisian karena dituduh telah menembak seseorang yang mengalahkannya dalam sebuah permainan dadu.

Namun, Al dilepaskan karena tidak cukup bukti dan ada orang yang mengaku menyaksikan tindakan penembakan itu.

Dalam insiden lainnya, Capone secara brutal menyerang seorang anggota rendahan dari geng rival, White Hand. Korban yang terluka parah kemudian dikabarkan meninggal.

Baca juga: Biografi Tokoh Dunia: Marie Antoinette, Ratu di Masa Revolusi Perancis

Aksinya memicu kemarahan dari para pemimpin geng White Hand yang kemudian mengincar Al untuk balas dendam atas kematian salah seorang anggotanya.

Dengan bantuan dari Yale, Al bersama istri dan anaknya dikirim ke Chicago untuk kembali bekerja kepada Torrio.

Pada 1919, Al tiba di Chicago dan kembali bekerja untuk Torrio, yang saat itu membantu menjalankan bisnis bordil milik bos kriminal Chicago, Big Jim Colosimo.

Namun, dengan bantuan Al, Torrio justru berbalik menentang Colosimo, yang kemudian ditemukan tewas pada 1920. Kematian bos kriminal itu membuka jalan bagi Torrio untuk menguasai bisnis gelap di Chicago.

Bisnis yang dijalankan Torrio di Chicago mulai dari perjudian, penyelundupan alkohol, hingga prostitusi.

Bisnis itu semakin berkembang semenjak Pemerintah AS mengeluarkan kebijakan yang melarang penyulingan dan pendistribusian minuman keras pada 1920-1933.

Pada masa-masa itu, bisnis penyelundupan minuman keras yang dijalankan Torrio meraih keuntungan besar-besaran.

Pada 1924, Capone ditahan dengan tuduhan membunuh Joe Howard, diduga sebagai balas dendam atas penyerangan terhadap teman Capone.

Baca juga: Biografi Tokoh Dunia: Elijah Muhammad, Pemimpin Pergerakan Muslim Kulit Hitam AS

Namun, Capone tetap gagal dijatuhi dakwaan lantaran para saksi yang mengaku tidak ingat atau tidak melihat tindakan pembunuhan itu. Diyakini para saksi telah diancam sehingga kehilangan keberanian untuk bersaksi.

Awal 1925, sebuah upaya pembunuhan menargetkan Torrio. Beruntung dia dapat lolos dan memutuskan pensiun dari bisnis ilegalnya, setelah sempat menjalani masa hukuman di penjara.

Torrio pindah ke Italia dan meninggalkan Capone yang menjadi pemimpin kriminal di Chicago. Dia melanjutkan bisnis perjudian, prostitusi, dan pemalsuan yang telah berjalan.

Al kemudian mencoba memperluas daerah kekuasaan dengan menghabisi rival-rival gengnya.

Masuk Penjara

Bisnis ilegal yang terus berkembang turut menambah pundi-pundi kekayaan Al Capone, hingga pada 1927, diyakini kekayaannya telah mencapai 100 juta dollar AS.

Pada 14 Februari 1929, bertepatan dengan Hari Valentine, terjadi kasus pembantaian terhadap tujuh anggota geng Bugs Moran, yang diberondong dengan senapan mesin di sebuah garasi di North Side, Chicago.

Diyakini kasus yang kemudian dikenal dengan Pembantaian Hari Valentine tersebut melibatkan Al Capone dan kelompok gengnya. Setelahnya, nama Al Capone semakin dikenal sebagai raja dunia hitam, tak hanya di Chicago, namun juga seluruh AS.

Pada tahun 1929, Capone juga sempat mendekam di penjara Holmesburg, Philadelphia, selama 10 bulan, atas dakwaan kepemilikan senjata api.

Baca juga: Biografi Tokoh Dunia: Ruhollah Khomeini, Pemimpin Revolusi Iran

Keberhasilan Al lolos dari jeratan hukum setiap kali terlibat kasus tidak hanya dikarenakan lawan yang takut, namun juga suap yang diberikan kepada polisi-polisi korup.

Namun, ada sekelompok petugas federal yang dikenal sangat anti-suap dan menjadi musuh Capone, yakni tim berjuluk "The Untouchables" yang dipimpin Elliot Ness.

Berkat kerja keras Ness dan timnya, akhirnya Capone dapat digiring ke meja hijau hingga akhirnya didakwa dengan tuduhan penggelapan pajak.

Pada 5 Juni 1931, Capone didakwa atas 22 tuduhan penghindaran pajak penghasilan federal selama tahun 1925 hingga 1929.

Pada 12 Juni, dia kembali didakwa melakukan konspirasi melangar undang-undang larangan peredaran minuman keras selama 1922 hingga 1931.

Dalam pengadilan pada Oktober, dari total 23 dakwaan, Al Capone hanya dinyatakan bersalah atas tiga dakwaan. Meski demikian, dia tetap dijatuhi hukuman 11 tahun penjara dan denda sebesar 50.000 dollar AS ditambah biaya pengadilan.

Al pun dijebloskan ke penjara Atlanta pada Mei 1932, tetapi kemudian dipindahkan ke Alcatraz, yang dikenal sangat ketat, pada Agustus 1934.

Baca juga: Biografi Tokoh Dunia: Mohammad Reza Pahlavi, Raja Terakhir Iran

Akhir Kehidupan

Capone hanya menjalani delapan tahun dari masa hukumannya sebelum dibebaskan pada November 1939 karena berperilaku baik.

Namun, saat dibebaskan, Capone telah menderita penyakit sipilis dan harus menjalani perawatan di rumah sakit Baltimore selama sekitar satu tahun.

Dia juga disebut telah mengidap sejumlah penyakit lainnya yang membuat kondisi fisiknya terus menurun. Dia juga terserang stroke pada 21 Januari 1947.

Hingga pada 25 Januari 1947, dalam usia 48 tahun, Al Capone meninggal di rumahnya di Palm Island, Florida, akibat serangan jantung.

Jenazahnya kemudian dimakamkan di pemakaman Mount Olivet di Chicago, sebelum kemudian dipindahkan ke pemakaman Mount Carmel di Hillside, Illinois, pada 1950.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com