CARACAS, KOMPAS.com - Keputusan Amerika Serikat (AS) yang menyatakan dukungan kepada kelompok oposisi Venezuela mendapat sorotan dari para pakar.
Babak baru krisis Venezuela terjadi pada Rabu (23/1/2019) ketika Presiden AS Donald Trump mengumumkan dukungan bagi Juan Guaido.
Guaido merupakan Ketua Dewan Nasional yang mendeklarasikan dirinya sebagai presiden sementara dalam upaya menggulingkan Presiden Nicolas Maduro.
Baca juga: Trump Akui Lawan Politik Maduro sebagai Presiden Venezuela
Pernyataan Trump segera mendapat respon dari sejumlah negara seperti raksasa Amerika Latin seperti Brasil, Peru, Kolombia, maupun negara Amerika Utara Kanada.
Menyebut Maduro "diktator menyedihkan", Kementerian Luar Negeri AS mengajak militer maupun pasukan keamanan untuk berpihak kepada Guaido.
Menteri Pertahanan Venezuela Vladimir Padrino merespon dengan menegaskan militer tidak akan menanggalkan sumpah setia mereka kepada Maduro.
"Tentara kami tidak akan menerima presiden yang mendeklarasikan dirinya sendiri di luar konstitusi yang berlaku," tegas Padrino dikutip BBC.
Mantan diplomat AS Jim Jatras kepada Russian Today Kamis (24/1/2019) menuturkan, Maduro tentu tak bakal menerima keputusan untuk menjungkalkan dirinya.
"Pertanyaannya adalah, siapa yang bakal memihak Tuan Maduro dan siapa yang bakal mendukung Tuan Guaido dan seberapa jelek perkembangannya," papar Jatras.
Analis politik Dimitris Pantoulas mengatakan, langkah yang diambil oleh Guaido terbilang berisiko. Di satu sisi, dia mendapat pengakuan internasional.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.