Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Harga BBM Jadi yang Termahal di Dunia, Rakyat Zimbabwe Kian Terjepit

Kompas.com - 23/01/2019, 09:47 WIB
Ervan Hardoko

Editor

HARARE, KOMPAS.com - Antrean panjang di berbagai stasiun pengisian bahan bakar umum (SPBU) di ibu kota Zimbabwe, Harare, masih terjadi.

Hal ini menyusul keputusan pemerintah menaikkan harga bahan bakar minyak (BBM) lebih dari dua kali lipat awal bulan ini.

Warga terpaksa mengantre berjam-jam, bahkan ada yang harus bermalam, untuk membeli BBM meski belum pasti bisa memperolehnya.

Itulah kesaksin Kepala Kanselerai KBRI dan Pelaksana Fungsi Ekonomi KBRI di Harare, Hutomo Bayu Listyaghi.

Baca juga: Pemerintah Zimbabwe Diperintahkan Segera Pulihkan Akses Internet

"Rata-rata waktu yang dibutuhkan untuk mengantre tiga sampai empat jam. Pada waktu puncaknya kemarin di beberapa titik, antreannya bisa mencapai 10 kilometer. Tapi kebanyakan perlu tiga sampai empat jam untuk mengantre," paparnya kepada wartawan BBC News Indonesia, Rohmatin Bonasir, Selasa (22/2/2019).

Meskipun telah mengantre selama berjama-jam, warga belum tentu bisa mendapatkan bahan bakar minyak.

"Beberapa mobil sampai ada yang menginap satu hari, dua hari untuk menunggu truk bensin atau diesel datang ke pom bensin. Kalau sudah datang, antrean bisa jalan, tapi kalau stok sudah habis lagi maka mereka akan menginap," tambah Hutomo.

Kondisi ini terjadi setelah pemerintah Zimbabwe menaikkan harga bahan minyak lebih dari dua kali lipat pada awal bulan ini sebagai salah satu upaya untuk mengatasi kelangkaan BBM di negara yang terletak di Afrika bagian selatan itu.

Kelangkaan terjadi, menurut Presiden Emmerson Mnangagwa, karena terjadinya peningkatan konsumsi dan maraknya perdagangan gelap.

Dengan kenaikan tersebut, harga BBM di Zimbabwe kini menjadi yang termahal di dunia, melampaui Hong Kong.

Berdasarkan peringkat yang dikeluarkan GlobalPetrolPrices.com, harga BBM di Zimbabwe adalah 3,31 dolar AS atau setara dengan Rp 47.000 per liter.

Kenaikan harga BBM ini sangat memukul rakyat Zimbabwe yang telah terhimpit krisis ekonomi selama bertahun-tahun.

Kenaikan harga BBM ini sontak mendongkrak harga barang-barang keperluan sehari-hari, dan tentu saja ongkos transportasi.

"Kebanyakan masyarakat yang bekerja di ibu kota Harare ini tinggal di daerah-daerah luar kota. Mereka mengandalkan angkutan umum yang disebut kombi.

Baca juga: Afrika Selatan Tolak Pengajuan Utang Zimbabwe Senilai Rp 17 Triliun

"Dampaknya harga kombi naik 100 persen, yang semula satu bond note, sekarang jadi dua bond note. Tentunya itu menjadi beban tersendiri bagi masyarakat,"  tambah Hutomo.

Bond note adalah surat utang pengganti mata uang yang diterbitkan pihak berwenang Zimbabwe setelah nilai mata uang negara terus merosot ke titik yang tidak berharga di pasar keuangan. Satu bond note dipatok setara dengan 1 dolar AS.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com