Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tuduh AS Serukan Kudeta, Presiden Venezuela Tinjau Hubungan Diplomatik

Kompas.com - 23/01/2019, 09:41 WIB
Ardi Priyatno Utomo

Penulis

Sumber Reuters,AFP

CARACAS, KOMPAS.com - Presiden Venezuela Nicolas Maduro memerintahkan agar dilakukan peninjauan kembali hubungan diplomatik dengan Amerika Serikat (AS).

Pernyataan itu dia sampaikan setelah Wakil Presiden AS Mike Pence terang-terangan memberikan dukungan bagi kelompok oposisi Venezuela.

Dalam kicauannya di Twitter seperti dilansir AFP Selasa (22/1/2019), Pence menyebut Maduro sebagai diktator yang tidak punya legitimasi kekuasaan.

Baca juga: Menyatakan Menentang Presiden Maduro, 27 Tentara Venezuela Ditahan

Pence berkata, Maduro merupakan sosok yang tidak segan memenjarakan siapapun yang menentangnya. Karena itu, dia menyerukan agar rakyat Venezuela mulai bersuara.

"Atas nama rakyat Amerika: estamos con ustedes. Kami bersama kalian hingga demokrasi dipulihkan, dan kalian mendapatkan kebebasan," ujarnya.

Dalam konferensi pers dikutip Reuters, Maduro menuduh Washington tengah memaksakan sebuah kudeta, dan memerintahkan peninjauan hubungan diplomatik.

"Belum pernah ada seorang pejabat tinggi sebuah negara memberikan dukungan bagi oposisi untuk menggulingkan pemerintah," kecam Maduro.

Wapres Venezuela Delcy Rodriguez dalam wawancara di televisi berujar dia tidak akan membiarkan AS mencampuri urusan internal mereka.

"Pulanglah Yankee! Saya tidakan membiarkan kalian mengintervensi terlalu dalam urusan di dalam tanah air kami," tegas Rodriguez.

Sementara Menteri Komunikasi Jorge Rodriguez menyebut AS telah memerintahkan "teroris" untuk melakukan aksi yang berujung bentrokan.

Ucapan Pence itu muncul 24 jam setelah sekelompok tentara di pos utara Caracas merilis video berisi niat untuk melancarkan pemberontakan.

Mereka kemudian menyerah dan ditangkap setelah markas komando mereka dikepung oleh polisi dan unit militer lain, dengan total 27 tentara dibekuk.

Namun suara mereka didengar, dengan organisasi Social Conflict Observatory melaporkan ada aksi unjuk rasa anti-Maduro di 30 lokasi seantero ibu kota.

Baca juga: Menentang Presiden Venezuela, Demonstran Bentrok dengan Polisi

Jorge Rodriguez menjelaskan, para tentara yang ditangkap itu mengaku mencuri senjata dari gudang dan diserahkan kepada aktivis oposisi.

"Mereka mencurinya supaya aktivis itu bisa melancarkan serangan yang mampu melukai dan membunuh warga lainnya berdasar seruan Wapres AS itu," kecamnya.

Saalh satu kawasan yang menjadi lokasi demonstrasi adalah Los Mecedores di mana polisi menembakkan gas merica untuk membendung pengunjuk rasa.

"Maduro lengser! Itulah yang dikatakan para demonstran. Suasananya sangat mengerikan," ujar warga setempat bernama Dinora de Longa.

Warga berusia 60 tahun itu harus mengungsikan cucunya di kamar mandi ketika polisi mulai menembakkan gas air mata ke arah demonstran.

Venezuela saat ini tengah menderita krisis ekonomi terparah dalam sejarah modern dengan resesi selama empat tahun terakhir.

Kebutuhan dasar seperti makanan hingga obat-obatan mengalami kekurangan setelah inflasi diprediksi bakal mencapai 10 juta persen pada 2019 ini.

Baca juga: Parlemen Venezuela Ajak Militer dan Pejabat Sipil Melawan Maduro

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber Reuters,AFP
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com