CARACAS, KOMPAS.com - Presiden Venezuela Nicolas Maduro memerintahkan agar dilakukan peninjauan kembali hubungan diplomatik dengan Amerika Serikat (AS).
Pernyataan itu dia sampaikan setelah Wakil Presiden AS Mike Pence terang-terangan memberikan dukungan bagi kelompok oposisi Venezuela.
Dalam kicauannya di Twitter seperti dilansir AFP Selasa (22/1/2019), Pence menyebut Maduro sebagai diktator yang tidak punya legitimasi kekuasaan.
Baca juga: Menyatakan Menentang Presiden Maduro, 27 Tentara Venezuela Ditahan
Pence berkata, Maduro merupakan sosok yang tidak segan memenjarakan siapapun yang menentangnya. Karena itu, dia menyerukan agar rakyat Venezuela mulai bersuara.
"Atas nama rakyat Amerika: estamos con ustedes. Kami bersama kalian hingga demokrasi dipulihkan, dan kalian mendapatkan kebebasan," ujarnya.
As the good people of Venezuela make your voices heard tomorrow, on behalf of the American people, we say: estamos con ustedes. We are with you. We stand with you, and we will stay with you until Democracy is restored and you reclaim your birthright of Libertad. pic.twitter.com/ThzIAqBoRn
— Vice President Mike Pence (@VP) January 22, 2019
Dalam konferensi pers dikutip Reuters, Maduro menuduh Washington tengah memaksakan sebuah kudeta, dan memerintahkan peninjauan hubungan diplomatik.
"Belum pernah ada seorang pejabat tinggi sebuah negara memberikan dukungan bagi oposisi untuk menggulingkan pemerintah," kecam Maduro.
Wapres Venezuela Delcy Rodriguez dalam wawancara di televisi berujar dia tidak akan membiarkan AS mencampuri urusan internal mereka.
"Pulanglah Yankee! Saya tidakan membiarkan kalian mengintervensi terlalu dalam urusan di dalam tanah air kami," tegas Rodriguez.
Sementara Menteri Komunikasi Jorge Rodriguez menyebut AS telah memerintahkan "teroris" untuk melakukan aksi yang berujung bentrokan.
Ucapan Pence itu muncul 24 jam setelah sekelompok tentara di pos utara Caracas merilis video berisi niat untuk melancarkan pemberontakan.
Mereka kemudian menyerah dan ditangkap setelah markas komando mereka dikepung oleh polisi dan unit militer lain, dengan total 27 tentara dibekuk.
Namun suara mereka didengar, dengan organisasi Social Conflict Observatory melaporkan ada aksi unjuk rasa anti-Maduro di 30 lokasi seantero ibu kota.
Baca juga: Menentang Presiden Venezuela, Demonstran Bentrok dengan Polisi
Jorge Rodriguez menjelaskan, para tentara yang ditangkap itu mengaku mencuri senjata dari gudang dan diserahkan kepada aktivis oposisi.
"Mereka mencurinya supaya aktivis itu bisa melancarkan serangan yang mampu melukai dan membunuh warga lainnya berdasar seruan Wapres AS itu," kecamnya.