Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Remaja Bertopi "MAGA" Ini Bantah Mengejek Pria dari Suku Indian

Kompas.com - 22/01/2019, 13:34 WIB
Ardi Priyatno Utomo

Penulis

WASHINGTON DC, KOMPAS.com - Remaja yang menjadi pusat perhatian karena dilaporkan mengejek seorang pria dari Suku Indian akhirnya angkat bicara.

Nick Sandmann, siswa dari SMA Katolik Covington di Kentucky, Amerika Serikat (AS), membantah dirinya mengejek tetua Suku Omaha Nathan Phillips.

Sandmann dan teman-temannya mengikuti Gerakan Hidup, sebuah aksi anti-aborsi yang berlangsung di Washington pada Jumat pekan lalu (18/1/2019).

Baca juga: Pria dari Suku Indian Ini Diejek Remaja Bertopi Jargon Trump

Kebanyakan dari remaja itu mengenakan topi bertuliskan Make America Great Again (MAGA) yang merupakan jargon Presiden Donald Trump.

Di saat bersamaan, Phillips bersama anggota Suku Indian lain juga tengah menggelar aksi unjuk rasa Pergerakan Masyarakat Adat.

Dilansir BBC Senin (21/1/2019), dalam video yang beredar terdapat juga sekelompok pria Afro-Amerika menamakan diri mereka Hebrew Israelites.

Insiden terjadi ketika Phillips dan anggota Pergerakan Masyarakat Adat mulai bergerak menuju Lincoln Memorial di mans Sandmann dan teman-temannya berada.

Video pendek menunjukkan Sandmann tersenyum dan berdiri berhadapan dengan Phillips yang sedang bernyanyi dan menabuh drum.

Sementara di sekeliling Phillips, remaja yang lain mulai tertawa, berteriak, dan bertepuk tangan, dan membuat video itu menjadi viral.

Dalam keterangan tertulis, Sandmann memberikan klarifikasi di mana saat itu kelompok Hebrew Israelites mencemooh mereka dengan menyebut "rasis" serta "anak inces".

Dia mengungkapkan karena hinaan yang diberikan, salah seorang murid meminta izin kepada guru pendamping untuk meneriakkan yel-yel sekolah untuk menangkal ujaran kebencian itu.

Ketika mereka sedang bernyanyi itulah, Sandmann mengklaim Phillips bersama anggota pergerakan masyarakat adat lainnya mulai mendekati mereka.

Dia berkata tidak ada seorang pun yang mencoba menghalangi jalan Phillips. Namun veteran Perang Vietnam itu mendekati dan berhadapan dengannya.

"Sejujurnya, saya tertegun dan bingung mengapa dia mendekati saya," tutur Sandmann yang menambahkan, dia tidak merasa menghalangi jalan Phillips.

Dia melanjutkan, Phillips tidak berupaya untuk memutarinya. Terkait dengan video dia tersenyum kepada Phillips, dia memberikan penjelasan.

Dia mengatakan senyuman tersebut merupakan pesan bahwa dia tidak akan marah ataupun terprovokasi ke konfrontasi lebih besar.

Baca juga: Biografi Tokoh Dunia: Pocahontas, Pendamai Suku Indian dengan Inggris

Sandmann menjelaskan dia menghormati hak pria 68 tahun itu untuk menggunakan kebebasan berpendapatnya melalui aksi protes.

"Saya yakin dia harusnya memikirkan kembali taktiknya untuk menyerang wilayah personal seseorang. Namun, itu merupakan pilihannya," terang Sandmann.

Dia menegaskan teman-temannya hanya menggunakan yel-yel sekolah, dan mengaku tidak ada yang menyuarakan kalimat rasis atau hinaan.

Video tersebut menuai perhatian dari Trump di mana melalui unggahannya di Twitter, dia yakin kelompok remaja tersebut diperlakukan tidak adil.

"Tidak bagus tentunya. Namun dia pasti bakal kembali melanjutkan aktivitasnya dengan hebat," ujar Trump dilansir Business Insider.

Sebelumnya, Phillips menuturkan dia menerima ejekan ketika berusaha mencapai Lincoln Memorial guna memanjatkan doa.

Berdasarkan salah satu peserta aksi, ada yang meneriakkan "Buil the Wall!" yang notabene janji kampanye Trump untuk membangun tembok perbatasan di Meksiko.

"Mereka berkata satu sama lain seperti 'Di tempatku, para Indian ini tak lebih dari sekumpulan pemabuk'," keluh Phillips dikutip AP.

Kaya Taitano yang merekam video viral itu berkata kepada CNN bahwa dia merasa tidak aman karena di sekeliling Phillips, remaja itu melontarkan ejekan.

Adapun media AS lainnya memberitakan remaja itu melakukan haka yang bagi Suku Indian dianggap sebagai bentuk penghinaan.

Sementara Hebrew Israelites mengunggah bantahan di Facebook bahwa remaja tersebut yang memulai mengejek ketika mereka menggelar orasi.

Baca juga: Biografi Tokoh Dunia: Sacagawea, Wanita Indian di Ekspedisi AS

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com