Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ada Pemilih Berusia 165 Tahun, Oposisi Turki Duga Pemilu Dimanipulasi

Kompas.com - 22/01/2019, 12:02 WIB
Ervan Hardoko

Penulis

Sumber BBC

ANKARA, KOMPAS.com - Sejumlah partai politik di Turki mencurigai adanya kecurangan dalam pemilu lokal yang akan digelar pada Maret mendatang.

Kecurigaan ini muncul setelah banyak kejanggalan didapati antara lain banyaknya pemilih pemula berusia di atas 100 tahun bahkan satu orang berusia 165 tahun.

Partai-partai oposisi juga mengatakan menemukan lebih dari 1.000 nama pemilih  tinggal di satu alamat yang sama.

Partai Rakyat Republik (CHP) dan Partai Rakyat Demokratik (HDP) mengklaim kejanggalan itu muncul di kawasan empat AKP, partai berkuasa, kalah dalam pemilu sebelumnya.

Baca juga: Rival Utama Erdogan Akui Kekalahan dalam Pemilu Turki

CHP mengatakan, terdapat lebih dri 6.000 pemilih terdaftar berusia di atas 100 tahun.

Bahkan, salah satu pemilih terdaftar berusia 165 tahun, jauh lebih tua dari warga tertua yang berusia 116 tahun.

CHP menyebut warga berusia 165 tahun itu bernama Ayse Ekci, lahir pada 1854 di masa Kekilafahan Ottoman masih berdiri.

Dan, masih kata CHP, hal yang lebih aneh Ayse baru terdaftar sebagai pemilih pertama kali tahun ini.

Pemilih lain bernama Zulfu berusia 149 dan masih ada Ayse lain yang berusia 148 tahun.

Selain itu, partai-partai oposisi menyebut banyaknya penggunaan satu alamat untuk nama pemilih.

Setidaknya terdapat 1.000 nama pemilih terdaftar dengan alamat rumah yang sama, atau alamat apartemen yang didaftarkan ternyata kosong.

Kejanggalan lain adalah alamat pemilih yang setelah ditelusuri adalah lokasi pembangunan atau di lantai lima sebuah gedung berlantai empat di Istanbul.

Menanggapi masalah ini juru bicara partai AKP mengatakan, kejanggalan semacam ini dibuat justru untuk mendiskreditkan partainya. Dan, AKP sudah melaporkan masalah ini.

"Partai oposisi mencoba menciptakan persepsi bahwa kami merancang kecurangan ini. Kami adalah korban dalam masalah ini," kata anggota AKP Recep Ozel kepada Reuters.

Sedangkan, politisi CHP Hadimi Yakupoglu kepada Deutsche Welle mengatakan, kejanggalan ini adalah upaya untuk memanipulasi pemilu.

"Para wali kota dan partai yang paling bersalah. Wali kota adalah jabatan menarik dan mereka mencoba mencari suara sebanyak-banyaknya. Tak pernah pemilu seburuk ini," ujar Hadimi.

Pemilihan lokal yang diperkirakan menjadi ujian terberat Presiden Recep Tayyip Erdogan.

Baca juga: Erdogan Klaim Raih Kemenangan dalam Pemilu Turki

Sebab, selama beberapa bulan belakangan ini Turki menghadapi stagnasi perekonomian dan nilai tukar mata uangnya merosot dibanding tahun lalu.

Kondisi ini memicu spekulasi AKP akan kehilangan dominasi di sejumlah kota penting termasuk di ibu kota Ankara.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber BBC
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com