Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

5 Wilayah Perbatasan Dunia yang Masih Jadi Masalah Sampai Saat Ini

Kompas.com - 22/01/2019, 09:10 WIB
Aswab Nanda Pratama,
Bayu Galih

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Setiap negara di dunia bisa merdeka lantaran beberapa faktor. Selain karena "hadiah" dari negara penjajah sebelumnya, juga karena perjuangan dari rakyatnya yang ingin merdeka.

Kendala yang muncul setelah kemerdekaan biasanya berkaitan dengan perbatasan wilayah. Sampai saat ini, masih ada wilayah perbatasan yang masih menyimpan konflik atau perselisihan antar-negara.

Penyebabnya adalah persaingan antara negara atau masyarakat, perselisihan tentang sumber daya nasional, atau ketidaksepakatan tentang masa lalu yang belum selesai.

Berikut adalah delapan perbatasan kontroversial di berbagai dunia:

1. Pulau Kuril

Pulau ini membentang di timur laut dari Hokaido, Jepang. Perselisihan atas kepulauan yang berisikan beberapa gunung berapi merupakan alasan utama Jepang dan Rusia tidak pernah menandatangani perjanjian damai untuk meresmikan berakhirnya Perang Dunia II.

Ketika akhir perang, Uni Soviet bahkan melakukan serangan ke Pulau Kuril dan sampai mengusir Suku Ainu.

Sampai saat ini, antara Jepang dan Rusia masih berebut hak kepemilikan pulau. Jepang mengklaim empat pulau yang letaknya paling selatan masih bagian dari wilayahnya.

Baca juga: Warga Rusia Protes atas Potensi Penyerahan Kepulauan Kuril ke Jepang

2. Sahara Barat

Sahara barat merupakan daerah yang berada di bagian barat laut Afrika yang belum merdeka. Penduduk asli Sahara Barat, Saharawis, telah berjuang untuk kemerdekaan mereka melawan Maroko sejak 1970-an.

Bahkan, organisasi mereka, Front Polisario, telah mengobarkan pemberontakan bersenjata tetapi juga menunjukkan kesiapannya untuk diajak berunding.

Pada 1991, kedua belah pihak menyetujui proposal perdamaian di bawah naungan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB).

Proposal perdamaian tersebut menetapkan referendum bagi penduduk asli Saharawi untuk memutuskan apakah mereka menginginkan Sahara Barat yang independen di bawah kepemimpinan Front Polisario atau apakah wilayah itu secara resmi akan menjadi bagian dari Maroko.

Namun, Maroko memindahkan ribuan rakyatnya ke wilayah itu untuk mempengaruhi hasil referendum. Tentara Polisario melanjutkan kampanye bersenjata mereka untuk mendapatkan hak kemerdekaan.

Sampai sekarang, organisasi pembebasan Polisario berjuang untuk kemerdekaan daerah ini.

3. Antartika

Daerah berlumut di Antartika Daerah berlumut di Antartika
Beberapa negara mengklaim bahwa Antartika merupakan bagian dari wilayahnya. Negara tersebut adalah Inggris, Prancis, dan Argentina.

Namun, klaim ini belum diakui oleh masyarakat internasional sejak penandatanganan Perjanjian Antartika pada tahun 1959. Perjanjian itu melarang negara-negara dari mengambil alih setiap bagian Antartika.

Dalam perjanjian itu menjelaskan bahwa Antartika akan terus selamanya digunakan secara eksklusif untuk tujuan damai dan tidak akan menjadi tempat atau obyek perselisihan internasional.

Baca juga: Kemungkinan Besar, Ada Spesies Baru yang Hidup di Gua-gua Antartika

4. Somaliland

Wilayah ini merupakan bekas wilayah Inggris yang terletak di barat laut Somalia di Afrika.

Selama Perang Dunia II, semua wilayah Somalia dipersatukan di bawah administrasi militer Inggris, kecuali Somaliland Prancis.

Proses penyatuan ini berlanjut setelah Somalia memperoleh kemerdekaannya pada 1960. Namun, pada akhir 1980-an, negara tersebut hancur oleh awal perang saudara yang telah berlangsung selama beberapa dekade.

Kemudian, Somaliland, sebuah wilayah di utara di pantai Teluk Aden, menyatakan kemerdekaannya pada tahun 1991.

Beberapa klan-klan di daerah utara memproklamasikan kemerdekaan Somaliland yang kini meliputi lima dari 18 daerah administratif Somalia. Sampai sekarang, Somaliland tetap tidak diakui oleh masyarakat internasional.

5. Pulau Senkaku/Pulau Diaoyu

Pulau ini merupakan kelompok pulau tak berpenghuni yang masih menjadi persengketaan antara Jepang, China, dan Taiwan. Negara-negara ini mendaulat pulau ini menjadi bagian dari mereka.

Pada 2012, ada masalah penjualan di salah satu pulau oleh keluarga Jepang kepada Pemerintah Jepang. Ini membuat marah penduduk China dan menyebabkan kerusuhan anti-Jepang besar-besaran terjadi.

Sampai saat ini, walaupun berada di wilayah administratif Jepang, Senkaku masih diperebutkan.

Banyak ahli memperingatkan bahwa ketegangan di kepulauan Senkaku dapat berkembang menjadi konflik yang lebih serius.

Baca juga: Obama Dukung Jepang dalam Sengketa Pulau Senkaku

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com