Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 18/01/2019, 14:25 WIB

BOGOTA, KOMPAS.com - Teror bom bunuh diri mengguncang Kolombia, Kamis (17/1/2019). Serangan menyasar sebuah akademi polisi di Bogota, meninggalkan 21 korban tewas.

Serangan yang turut mencederai 68 orang itu disebut-sebut sebagai insiden terburuk di kota itu dalam 16 tahun terakhir.

"Sungguh disayangkan, jumlah korban awal atas insiden ini mencapai 21 orang tewas, termasuk pelaku, dan 68 lainnya luka-luka," kata kepolisian Kolombia dalam pernyataannya, sambil menambahkan 58 korban cedera telah diizinkan pulang oleh pihak rumah sakit.

Kementerian pertahanan menyatakan serangan tersebut sebagai "aksi teroris", sementara Pemerintah Kolombia mendeklarasikan tiga hari berkabung pada Kamis (17/1/2019).

Baca juga: Termakan Hoaks Lewat Whatsapp, Warga Kolombia Keroyok Tahanan hingga Tewas

"Seluruh warga Kolombia menolak keras aksi terorisme dan kita semua bersatu untuk melawannya," kata Presiden Kolombia Ivan Duque dalam akun Twitter-nya, setelah insiden.

Kemudian dalam pernyataan resminya, presiden mengumumkan telah memerintahkan pengerahan pasukan bantuan ke wilayah perbatasan, serta jalur keluar masuk kota.

"Saya juga meminta agar prioritas diberikan kepada semua penyelidikan untuk mengungkap dalang serangan teroris ini, serta seluruh kaki tangan mereka," kata Presiden Duque.

Melansir dari AFP, insiden serangan menyasar akademi polisi, Sekolah Perwira Jenderal Francisco de Paula Santander, di selatan Bogota.

Penyerangan terjadi saat dilakukan upacara pelantikan taruna sekitar pukul 09.30 pagi. Mendadak sebuah truk berwarna abu-abu menerobos masuk dan hampir menabrak para kadet, sebelum kemudian meledak.

Pelaku, yang disebut jaksa penuntut umum Nestor Humberto Martinez bernama Jose Aldemar Rojas Rodriguez, tewas di lokasi kejadian.

Belum ada kelompok yang mengklaim bertanggung jawab atas serangan bom bunuh diri itu. Namun Jaksa Martinez mengatakan, truk dengan ciri-ciri yang sama sempat menjalani pemeriksaan pada Juli lalu di perbatasan Venezuela, markas kelompok gerilyawan ELN Marxis.

Baca juga: Presiden Kolombia Serukan Isolasi Diplomatik terhadap Venezuela

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Sumber AFP
Video rekomendasi
Video lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+


Rekomendasi untuk anda
27th

Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!

Syarat & Ketentuan
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi akun KG Media ID

Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.

Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.

Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com