Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Anggota SAS Tengah Belanja Saat Serangan Teror di Hotel Kenya Terjadi

Kompas.com - 17/01/2019, 16:04 WIB
Ardi Priyatno Utomo

Penulis

NAIROBI, KOMPAS.com - Anggota pasukan elite Inggris SAS tengah belanja ketika serangan teror di hotel mewah Nairobi, Kenya, tengah terjadi.

Pengakuan itu dihembuskan legenda militer, penulis, sekaligus konsultan keamanan Colin Armstrong, atau lebih dikenal dengan nama pena Chris Ryan.

Dilansir Daily Mirror Rabu (16/1/2019), diberitakan sebelumnya anggota resimen elite dunia itu tengah memberikan pelatihan kepada pasukan khusus Kenya saat serangan terjadi.

Baca juga: SAS Inggris dan Navy SEALS Bantu Redakan Serangan Teror di Nairobi

Dia kemudian merespon permintaan yang dilayangkan dinas keamanan Kenya, dan bergabung untuk meredam serangan teror di Hotel Dusit.

Namun Ryan yang 10 tahun mengabdi di SAS dengan pangkat sersan itu menuturkan, anggota yang tak disebutkan identitasnya itu sedang berada di sebuah toko.

"Dia sedang berbelanja ketika serangan berlangsung. Dia langsung menuju mobil di mana peralatan tempurnya disimpan," katanya.

Setelah itu si anggota SAS tersebut menuju DusitD2 di mana dia mengorganisasi keseluruhan operasi penyelamatan dengan menginstruksikan polisi dan tentara.

Anggota SAS tersebut kemudian segera masuk ke lokasi kejadian dan menyelamatkan para sandera serta melumpuhkan seluruh penyerang.

"Aksinya jelas menyelamatkan banyak nyawa dan menunjukkan perilaku pria itu yang begitu berani dan siap ketika dibutuhkan," puji Ryan.

Gambar maupun video dari lokasi kejadian menunjukkan anggota SAS itu mengenakan peralatan tempur dan balaclava untuk menutupi identitasnya.

Dia menenteng senapan serbu Diemaco C8 Carbine yang merupakan senjata standar di kalangan pasukan elite Negeri "Ratu Elizabeth" itu.

Ryan menjelaskan dari berbagai gambar yang beredar, dia melihat tentara itu sangat terlatih, dan secara insting tahu apa yang harus dilakukannya.

Dia memuji anggota SAS itu karena berinisiatif memerintahkan untuk memblokade jalan sekitar hotel sebelum operasi penyelamatan digelar.

Baca juga: Teror di Kenya: Korban Tewas asal AS adalah Penyintas Tragedi 9/11

"Dia terlatih dalam level tinggi untuk mencium ancaman. Secara insting dia bakal melacak ancaman itu, dan menetralkannya," papar Ryan.

"Anggota SAS itu dilatih untuk situasi ini. Operasi kontra-terorisme seperti sarapan roti bercampur mentega baginya," tutur Ryan kembali.

Dilaporkan dalam melakukan aksinya, anggota SAS itu mendapat bantuan dari pasukan elite lainnya, Navy SEALS Amerika Serikat (AS).

Serangan teror yang diklaim dilakukan kelompok al-Shabaab itu dilakukan pada Selasa sore (15/1/2019), dan berakhir Rabu pagi (16/1/2019) waktu setempat.

Dilaporkan 14 orang, termasuk warga negara Inggris dan seorang pengusaha AS bernama Jason Spindler yang merupakan penyintas tragedi 9/11.

Baca juga: Presiden Kenya: Seluruh Teroris Penyerang Hotel Mewah Telah Tewas

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com