Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Moskwa Bantah Dugaan Trump sebagai Agen Rusia

Kompas.com - 17/01/2019, 08:32 WIB
Agni Vidya Perdana

Penulis

Sumber AFP

MOSKWA, KOMPAS.com - Rusia menolak penyelidikan yang dilakukan FBI terhadap Presiden AS Donald Trump, yang curiga bahwa Trump bertindak sebagai agen Rusia dan memiliki hubungan dengan Kremlin.

Penasihat kebijakan luar negeri Rusia, Yuri Ushakov bahkan menyebut dugaan tersebut sebagai hal bodoh.

"Untuk apa mengomentari sesuatu yang bodoh? Bagaimana mungkin presiden AS bisa menjadi agen negara lain?" ujar Ushakov saat ditanya wartawan di Moskwa, Rabu (16/1/2019).

Dia menambahkan, hubungan antara Rusia dengan presiden AS saat ini bahkan sedang berada pada titik terendah dan tidak ada yang terjadi dalam konteks pengembangannya.

Sebelumnya, ramai diberitakan bahwa FBI saat ini tengah menggelar penyelidikan terhadap presiden yang diduga bertindak untuk Rusia.

Baca juga: FBI Selidiki Dugaan Trump Bekerja bagi Rusia

Trump sendiri telah dengan tegas membantah tuduhan itu dan secara jelas mengatakan bahwa dirinya tidak dan tidak akan pernah bekerja untuk Rusia.

"Saya tidak dan tidak akan pernah bekerja untuk Rusia. Sungguh hal yang memalukan karena Anda sampai menanyakan hal itu," kata Trump menjawab pertanyaan wartawan, Senin (14/1/2019).

Pernyataan Trump itu disampaikan menyusul adanya dua pemberitaan, oleh The New York Times dan The Washington Post.

Pemberitaan pertama bahwa FBI telah memulai penyelidikan terhadap Trump untuk memastikan apakah dia telah bertindak atas kepentingan Rusia setelah dirinya menjabat sebagai presiden AS.

Sementara The Washington Post memaparkan apa yang disebutnya sebagai upaya tidak biasa yang diambil Trump untuk menyembunyikan isi percakapannya dengan Presiden Rusia, Vladimir Putin.

Dalam laporannya, The Washington Post mengatakan bahwa Trump secara pribadi telah meminta catatan yang dibuat penerjemah selama pertemuan empat matanya dengan Putin.

Trump juga diduga memerintahkan penerjemah untuk tidak membocorkan isinya.

Informasi dalam dua pemberitaan tersebut, dikatakan merupakan hasil investigasi yang dilakukan jaksa khusus, Robert Mueller, yang juga sedang menyelidiki upaya Rusia dalam mempengaruhi pemilu AS pada 2016.

Baca juga: Trump: Saya Tidak Pernah Bekerja untuk Rusia!

Sementara Gedung Putih, melihat bahwa isu tentang Trump yang beredar belakangan sebagai wujud politisasi FBI.

Trump juga berulang kali menyebut penyelidikan atas hubungannya dengan Rusia sebagai bentuk "perburuan penyihir".

Meski demikian, Partai Demokrat dan sebagian dari Republik telah berulang kali mengatakan bahwa sejumlah kebijakan pemerintahan Trump anehnya menguntungkan Rusia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber AFP
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com