IPC berharap solusi bisa segera ditemukan sehingga perenang yang tak disebutkan identitasnya itu bisa berlaga pada 29 Juli hingga 4 Agustus mendatang.
Lebih lanjut, Saifuddin menuturkan Malaysia bakal terus mengambil sikap tegas dalam isu Palestina-Israel yang disebutnya krisis kemanusiaan itu.
"Kami memandang isu Palestina tidak sekadar dari poin agama. Ini adalah isu HAM. Ini tentang berjuang membela yang tertindas," tegasnya.
Baca juga: Mahathir: Tidak Ada Negara yang Berhak Akui Yerusalem sebagai Ibu Kota Israel
Sebelumnya, dua peselancar angin Israel menarik diri dari kompetisi di Langkawi setelah permohonan visa mereka ditolak pada 2015.
Kuala Lumpur juga menolak menjadi tuan rumah organisasi induk sepak bola dunia (FIFA) pada 2017 setelah tahu delegasi Israel bakal datang.
Malaysia yang merupakan negara mayoritas Muslim, mendukung solusi dua negara dalam konflik antara Israel dan Palestina.
Pada 2017, ribuan orang Malaysia turun ke jalan pada Desember 2017 setelah Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump mengakui Yerusalem sebagai ibu kota Israel.
Baca juga: Temui Paus Fransiskus, Presiden Palestina Bahas Nasib Yerusalem
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.