Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cuaca Panas di Australia Bikin Satwa Liar Mati dan Buah Mengeras

Kompas.com - 16/01/2019, 14:46 WIB
Veronika Yasinta

Penulis

Sumber CNN,ABC

CANBERRA, KOMPAS.com - Selama empat hari terakhir di Australia masuk dalam 10 besar hari terpanas yang pernah tercatat dalam rekor.

Demikian pernyataan Badan Meteorologi Australia, Rabu (16/1/2019), sambil menambahkan seluruh negara bagian dan teritori terdampak oleh gelombang panas.

CNN mewartakan, cuaca panas ekstrem di Australia menyebabkan satwa liar mati dan buah-buahan menjadi kisut.

Baca juga: Mobilnya Tertimpa Papan Penunjuk Arah di Jalan Tol, Perempuan Australia Selamat

Temperatur tinggi menyebabkan lebih dari satu juta ikan mati di Murray-Darling River Darling. Kawanan kelelawar juga menyerah pada panas dan jatuh dari pohon-pohon di Adelaide.

Sementara itu, buah-buahan di Australia Selatan menjadi kisut dan mengeras sehingga tidak bisa dipanen.

Suhu di Pelabuhan Augusta, Australia Selatan, bahkan mencapai 48,5 derajat Celcius pada Selasa lalu, rekor tertinggi sejak 1962.

Sementara itu, temperatur udara di kota Tarcoola menyentuh 49 derajat Celcius. Lokasi lain, suhu diperkirakan tetap berada di atas 40 derajat Celcius dan cuaca panas diprediksi bertahan sampai Jumat mendatang.

Hari terpanas di kota Sydney akan menyentuh 34 derajat Celcius pada Jumat (18/1/2019).

Di Perint, suhu akan meningkat 15 derajat Celcius dari rata-rata Januari pada Jumat menjadi 45 derajar Celcius.

Pakar meteorologi cuaca ekstrem Sarah Fitton mengatakan, gelombang panas merupakan bencana alam paling mematikan di Australia.

Menurutnya, masih banyak orang yang meremehkan keganasan cuaca panas. Dalam kondisi bugas sekali pun, dia menilai manusia tetap harus mengambil tindakan pencegahan.

"Gelombang ini tidak hanya berdampak pada masyarakat yang rentan, mereka yang berusia lanjut atau hamil atau anak-anak muda," ucapnya, seperti dikutip dari ABC News.

Baca juga: Menteri Keuangan Australia Habiskan Rp 400 Juta untuk Naik Pesawat Sendirian

"Tapi mereka juga dapat berdampak besar pada orang sehat, dan juga pada infrastruktur, seperti listrik dan transportasi," imbuhnya.

Fitton menyatakan, gelombang panas di Australia disebabkan oleh sistem tekanan tinggi di Laut Tasman yang tidak bergerak, sehingga menyebabkan langit cerah di Autralia tengah.

"Di utara, kami belum melihat permulaan monsun," ucapnya.

"Jadi masih ada langit yang cukup cerah dan tidak banyak hujan atau aktivitas badai di Australia utara," imbuhnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber CNN,ABC
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com