BEIJING, KOMPAS.com - Pendiri Huawei Ren Zhengfei akhirnya angkat bicara berkaitan setelah perusahaannya menghadapi berbagai isu.
Dalam wawancara dengan sekelompok jurnalis asing, Ren membantah jika perusahaannya menjadi mata-mata bagi pemerintah China.
Raksasa teknologi yang didirikan 20 tahun silam itu disorot setelah putri Ren sekaligus Chief Financial Officer Meng Wanzhou ditangkap di Vancouver, Kanada, awal Desember 2018.
Baca juga: Lagi, Petinggi Huawei Ditahan atas Tuduhan Mata-mata
Selain itu yang terbaru adalah penangkapan Direktur Pemasaran Huawei Wang Weijing ditahan otoritas Polandia setelah dituduh menjadi agen rahasia.
Seorang mantan teknisi di militer, Ren membantah jika perusahaannya memberikan informasi bagi pemerintah Negeri "Panda".
Dikutip Bloomberg via AFP Selasa (15/1/2019), Ren menegaskan loyalitasnya kepada negara sekaligus Partai Komunis China.
"Namun, saya tidak akan melukai dunia. Saya tak melihat adanya korelasi antara sikap politik saya dengan bisnis di Huawei," keluhnya.
Saat ini, Huawei menghadapi tantangan setelah Amerika Serikat (AS) menyerukan agar negara di dunia mempertimbangkan kembali pemakaian peralatan dengan alasan keamanan.
Australia dan Selandia Baru telah melarang peralatan Huawei pada tahun lalu, dengan perhatian besar juga muncul di Jepang, Kanada, hingga Republik Ceko.
Meng ditangkap oleh penegak hukum Kanada atas permintaan AS setelah dia dituduh telah melanggar sanksi yang diterbitkan kepada Iran.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.