Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 15/01/2019, 16:53 WIB
Ardi Priyatno Utomo

Penulis

Sumber BBC

PESHAWAR, KOMPAS.com - Otoritas Pakistan dilaporkan menangkap seorang anggota senior Taliban untuk menekan mereka supaya bernegosiasi dengan Amerika Serikat (AS).

Dilansir BBC Senin (14/1/2019), sumber berkata Hafez Mohibullah ditangkap di Peshawar setelah bersembunyi di sana selama bertahun-tahun.

Mohibullah merupakan menteri urusan religius ketika Taliban berkuasa di Afghanistan sebelum 2001. Pakistan tidak memberi respon atas kabar tersebut.

Baca juga: Tak Terima Penunjukan Menteri, Taliban Serang Kabul Pakai Bom Truk

Penangkapan itu terjadi jelang kunjungan Utusan Khusus AS untuk Rekonsiliasi Afghanistan Zalmay Khalilzad ke Pakistan.

AS ingin Pakistan untuk membujuk Taliban guna mencapai kesepakatan di Afghanistan, dan mengakhiri konflik yang sudah berusia 17 tahun.

Apalagi, upaya itu bisa menjadi bukti bahwa Pakistan bukan merupakan tempat persembunyian para petinggi Taliban, seperti yang dituduhkan AS.

Dua petinggi anonim Taliban berkata, penangkapan Mohibullah bertujuan memberi tekanan agar kelompok itu bersedia bertemu dengan Khalilzad pada pekan ini.

Terakhir kali Khalilzad menghelat perundingan dengan Taliban adalah di Uni Emirat Arab serta Qatar pada akhir tahun kemarin.

"Mereka menangkapnya (Mohibullah) untuk memberikan pesan agar mereka bersedia bertemu dengan perwakilan Presiden Afghanistan Ashraf Ghani.

Sejauh ini, Taliban menolak bertemu dengan pemerintah Afghanistan karena menganggap mereka sebagai boneka, dan hanya bersedia bertemu dengan AS.

Sumber dalam kelompok itu menuturkan Pakistan dan Arab Saudi juga berusaha membujuk Taliban supaya mengubah pendirian mereka.

Sumber dari Quetta Shura, atau dewan kepemimpinan berujar, otoritas Pakistan menyerbu rumah di Peshawar dan menahan Mohibullah setelah muncul agenda pertemuan.

"Setelah itu, (Pemimpin Taliban) Sheikh Hibatullah langsung mengirim peringatan kepada setiap anggota supaya mereka waspada," terang sumber tersebut.

Baca juga: Taliban: AS Harus Pergi atau Bernasib Sama seperti Uni Soviet

Para perwakilan Taliban menegaskan mereka baru bersedia berunding dengan pemerintah Afghanistan jika AS menetapkan tanggal pasti penarikan pasukan mereka.

Analis Ahmad Rashid mengatakan, terdapat perubahan di kebijakan Pakistan di mana militer dan dinas rahasia (ISI) berusaha membujuk Taliban supaya bertemu AS.

"Pihak yang menekan Pakistan bukan dari AS, melainkan dari Saudi serta UEA karena dua negara itu menawarkan bantuan miliaran dollar," ujar Rashid.

Meski begitu, dia menjelaskan kebanyakan logistik Taliban datang dari Pakistan, dan tidak diketahui apakah rantai bantuan itu bisa dihentikan.

Sementara sumber dari internal Taliban menegaskan jika mereka mendapat terlalu banyak tekanan, maka perundingan itu bisa kolaps.

Baca juga: Iran Gelar Pembicaraan dengan Taliban

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Sumber BBC
Video rekomendasi
Video lainnya


Rekomendasi untuk anda
28th

Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!

Syarat & Ketentuan
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi akun KG Media ID

Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.

Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.

Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com